Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat (Kalbar) menyoroti faktor lingkungan sebagai penyebab utama banjir yang melanda tujuh kabupaten di wilayah tersebut, mengakibatkan 52.953 Kepala Keluarga (KK) atau 233.629 jiwa terdampak.

Banuaterkini.com, PONTIANAK - Menurut data BPBD Kalbar, hingga kini sebagian warga masih mengungsi secara mandiri akibat banjir yang belum surut.

Ketua Satgas Informasi BPBD Kalbar, Daniel, mengatakan bahwa curah hujan tinggi hanya menjadi pemicu banjir, sementara faktor lingkungan memperburuk dampaknya.

"Curah hujan yang tinggi hanya sebagai pemicu banjir saja. Namun, akar permasalahan terjadinya bencana banjir di Kalbar ini dikarenakan faktor lingkungan yang mulai tidak bersahabat dengan kita dan ada kemungkinan juga kita tidak bersahabat dengan lingkungan kita," ujarnya, Kamis (06/02/2025), seperti dikutip dari Antara.

Berdasarkan laporan BPBD, hingga 5 Februari 2025, banjir masih merendam beberapa wilayah, di antaranya Kecamatan Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Desa Panaroba dan Lingga di Kecamatan Sungai Ambawang.

Beberapa desa di Kecamatan Kuala Mandor B di Kabupaten Kubu Raya, serta Kecamatan Kapuas di Kabupaten Sanggau juga merasakan dampak banjir.

Sebagai respons terhadap kondisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya menyalurkan dua ton beras bagi warga terdampak di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Sungai Ambawang, pada Kamis (06/02/2025).

Bantuan ini merupakan tambahan setelah sebelumnya 500 KK di desa tersebut menerima bantuan makanan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kubu Raya, Yusran Anizam, mengatakan bahwa bantuan ini merupakan hasil kerja sama antara PT Muzdalifah Tour dan Travel, Ikatan Keluarga Besar Madura Kalbar (IKBM) Kalbar, serta Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalbar.