Potensi perikanan di Kotabaru terus mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat salah satunya Wakil Ketua DPRD Kotabaru, M Arif, yang mengharapkan agar Balai Benih dan Kesehatan Ikan (BBKI) Dinas Perikanan di Desa Gedambaan, Kecamatan Pulau Laut Sigam, dapat menjadi model percontohan bagi nelayan dan petambak di wilayah tersebut.
Banuaterkini.com, KOTABARU - Menurut M Arif, potensi sektor perikanan Kotabaru cukup bersar, sehingga sudah sepatutnya mendapatkan pemahaman tentang sistem tambak modern.
“Kami melihat potensi besar dalam sektor perikanan di Kotabaru. Oleh karena itu, sudah sepatutnya masyarakat mendapatkan pemahaman tentang sistem tambak modern,” kata M Arif dalam kunjungannya di Kotabaru, Sabtu (09/08/2024).
Dikutip dari Antara, Arif menilai, program percontohan yang digagas oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Perikanan ini sangat strategis.
Terutama dalam mendorong masyarakat memahami teknik budidaya udang vaname yang dapat menghasilkan panen melimpah meski dengan lahan terbatas.
Hal ini, menurut dia, dapat menjadi solusi penting di tengah keluhan nelayan terhadap menurunnya hasil tangkapan.
“Program ini adalah bagian dari solusi yang perlu dicoba oleh nelayan dan petambak, tentunya dengan bimbingan dan pendampingan dari dinas terkait,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kotabaru, Khairil Fajri, juga menyampaikan dukungannya terhadap program percontohan budidaya udang vaname yang sedang dikembangkan di balai benih tersebut.
Ia berharap, program ini mampu menarik minat para pembudidaya yang kini mulai berkurang.
“Program ini sejalan dengan visi misi kepala daerah untuk meningkatkan sektor perikanan,” ungkap Khairil.
Selain meningkatkan mutu produksi udang vaname, Dinas Perikanan juga berupaya mendorong diversifikasi komoditas bagi nelayan dan petambak untuk meningkatkan hasil budidaya.
“Selama ini mereka hanya fokus pada satu komoditas,” katanya.
Hasil panen dari percontohan yang dilakukan di tiga petak tambak menunjukkan hasil yang menjanjikan.
Dengan 30 ribu bibit yang ditebar di satu petak, mampu menghasilkan 300 hingga 400 kilogram udang dalam kolam kecil dalam durasi panen dua setengah hingga tiga bulan.
Harga jual udang tersebut berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 60.000 per kilogram.
Khairil menegaskan, program ini membuktikan bahwa dengan penerapan prinsip budidaya yang baik, hasil produksi yang maksimal bisa dicapai meski dengan lahan terbatas.
“Kami ingin menunjukkan bahwa areal kecil pun bisa memberikan produksi yang cukup besar,” pungkasnya.
Khairil berharap, kesuksesan tambak percontohan ini akan menginspirasi masyarakat Kotabaru untuk lebih serius menekuni budidaya udang, yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan mereka. (Antara).