Perayaan 1 Muharram di Kalimantan Selatan selalu dinantikan oleh masyarakat setempat. Tradisi ini disambut dengan berbagai kegiatan unik dan penuh makna.
Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Di Pelaihari tepatnya di Kelurahan Sarang Halang Kabupaten Tanah Laut, warga menggelar pawai obor yang menerangi malam, simbol harapan untuk tahun yang lebih baik.
Meski sempat diguyur hugan, ratusan orang tetap semangat membawa obor, berjalan beriringan, menciptakan pemandangan yang indah dan penuh semangat.
Di Martapura, selain digelar kegiatan pawai akbar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar di Lapangan Ratu Zalecha Martapura yang dihadiri 4000 an santri, masyarakat juga mengadakan pengajian akbar dan doa bersama di masjid-masjid, diikuti dengan pemberian santunan kepada anak yatim.
Banyak pula masyarakat yang mengadakan kegiatan pemberian santunan kepada anak yatim. Suasana khusyuk terlihat dalam wajah-wajah penuh harapan para jamaah.
Selain kegiatan tersebut, ada 'tradisi" unik lainnya yang biasanya dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Banjar, salah satunya adalah "Manjamas" (Memandikan) benda-benda pusaka seperti keris, pisau belati, pedang, dan berbagai jenis benda pusaka lainnya.
Salah seorang warga Banjarmasin, Husaini, kepada Banuaterkini.com pada Minggu (07/07/2024) menuturkan bahwa setiap malam 1 Muharram dirinya "wajib" memandikan (Manjamas) benda pusaka berupa keris miliknya.
"Kalau saya biasanya pasti memandikan keris dan beberapa benda pusaka keluarga saya saat malam Tahun Baru Islam," ujar Husaini.
Sementara itu, di Amuntai, lomba perahu hias di Sungai Negara menjadi daya tarik tersendiri, menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara. Perahu-perahu yang dihias dengan indah berlayar di sungai, memberikan tontonan yang spektakuler.
Perayaan ini tidak hanya mempererat hubungan antarwarga, tetapi juga memperkaya warisan budaya daerah. Para tokoh masyarakat dan ulama berharap, melalui perayaan ini, nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian sosial dapat terus terjaga di Kalsel.