Kala itu, ujarnya, masyarakat menghisap gas bertimbal dalam jumlah besar, karena pabrik-pabrik menghasilkan asap dan lumpur tidak terkontrol, polusi udara di mana-mana.
Namun saat itu, masih banyak orang yang belum sadar akan masalah lingkungan dan dampaknya pada kesehatan manusia.
Selanjutnya. pada tahun 1969, saat seorang Senator AS bernama Gaylord Nelson, menyaksikan dampak tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California.
Dia kemudian, lanjut Maulidiansyah, menyerukan agar semua orang Amerika mengambil sikap terhadap kerusakan lingkungan pada tahun 1970.
Setelah itu, imbuhnya, ribuan perguruan tinggi dan universitas di seluruh Amerika mengorganisir protes untuk Bumi yang sehat dan berkelanjutan.
Hal ini termasuk polusi udara dari pabrik dan jalan raya, serta hilangnya habitat hewan dan kepunahan hewan.
Karena demonstrasi nasional ini, ungkap dia, Hari Bumi pertama membantu pembentukan Undang-Undang Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat dan Udara Bersih, Air Bersih, dan Spesies Terancam Punah.
"Berangkat dari isu lingkungan inilah sejarah Hari Bumi se Dunia tercipta, dan terus diperingati untuk mendorong kesadaran akan pentingnya menjaga bumi dari kerusakan lingkungan," ungkapnya.
Kadis LH Kotabaru itu pun menjelaskan, tema Hari Bumi tahun 2024 ini adalah "Planet versus Plastik", sebagai kampanye untuk mengakhiri penggunaan plastik demi kesehatan manusia dan bumi.
"Dengan menuntut pengurangan 60 persen produksi semua plastik pada tahun 2040 atau sering dislogankan dengan 60x40," ujarnya.