"..Para ahli menyebutkan bahwa kalakai atau pakis mengandung senyawa bioaktif seperti fenolik, flavonoid, alkaloid dan keluarga terpenoid yang telah terbukti sangat efektif sebagai antioksidan. Kelakai atau pakis ini juga mengandung beta-karoten yang disebut dapat membantu meningkatkan kesehatan kulit.."
Oleh: Sri Naida
Galuh Banjar atau umumnya para gadis Dayak di Kalimantan selalu merasa beruntung, sebab sebagian besar berkulit wajah dan tubuh terang atau bersih kekuningan. Kecantikan badani akan tambah menakjubkan, apabila dapat menjalankan tugas takdir reproduksi yaitu hamil dan melahirkan tanpa tertimpa sakit anemia.
Anemia adalah penyakit kekurangan darah atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.
Anemia akut dapat mengakibatkan pendarahan atau keguguran janin dan si janin juga kekurangan zat besi, bahkan dapat gangguan persalinan dan masa nifas. Ternyata alam sudah menyediakan, buktinya hanya dengan makan sayur kelakai secara rutin akan mencegah anemia dan dengan memakai masker dari Kelakai akan membuat wajah akan minglau atau glowing. Ini sesuai dengan hadist Nabi bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya.
Pengalaman pribadi, sejak masa anak-anak, rasa-rasanya hendak menolak dan berteriak “bosan” sebab beberapa hari dalam seminggu wajib memakan sayur kelakai muda yang ujungnya masih menggulung, dan setiap hari sepulang sekolah selalu memakai bedak dingin di campur dengan akar kelakai yang di tumbuk halus.
Tapi itulah yang diajarkan oleh nenekku ke mama, lalu mama ke saya. Ternyata itulah cara orang tua, sejak zaman kolonial melawan sakit anemia dan menahan paparan cahaya matahari pada kulit tubuh. Nenekku memiliki 6 (enam) anak, lahir sempurna, meski sudah ada yang meninggal di usia tua, termasuk mama saya. Sedangkan mama, memiliki 5 (lima) orang anak, yang hidup semua, dan tak ada yang menderita anemia. Ah ya, saya sendiri memiliki tiga anak. Sebuah arketipe yang panjang menjelaskan sebuah manfaat kelakai.
Ada satu keunikan kelakai itu seakan tak ada yang menanam, tumbuh saja di pinggir rawa (lahan gambut) atau pinggiran hutan. Tak perlu budidaya njelimet, apalagi pupuk atau pestisida yang mahal. Bahkan ketika terbakar habis musim kemarau, pada musim hujan maka kelakai akan tumbuh lagi. Benar-benar tanaman keras kepala atau bahkan keras hati. Dia tak marah dengan api yang membakarnya, justru sangat baik sebagai sayuran murah, melimpah dan berkhasiat.
Kalau kelakai sudah di kenal dan digunakan sejak leluhur dulu, apalagi di zaman kolonial, harusnya pada zaman milenial ini, makin berkembang pesat. Apalagi berbagai riset ilmiah membuktikan khasiatnya terutama bermanfaat untuk kecantikan wajah membuat glowing, sehingga cantik dan sehat itu tak perlu mahal, apalagi harus operasi plastik yang berbahaya bagi kesehatan.
Singkat cerita, beberapa peneliti muda telah menemukan formula masker gel peel off dari Kelakai atau Stenochlaena palustris. Caranya dengan melakukan ekstrak etanol dari akar kelakai. Ternyata diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan dengan IC50 sebesar 19,06 ppm. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula masker gel peel off dengan berbagai variasi polimer pembentuk film yaitu PVA dan HPMC.
Kutipan hasil penelitian ini adalah: masker gel peel off dibuat dengan memvariasikan konsentrasi pembentuk film PVA (10-16%), HPMC (3-7%) dan kombinasi dari PVA (7-11%) dan HPMC (1-3%). Hasilnya menunjukkan masker gel peel off dengan pengamatan pada viskositas, daya sebar, waktu mengering dan pH dan dianalisis.
Maka variasi konsentrasi PVA dan HPMC berpengaruh signifikan (<0.05) terhadap viskositas dan waktu mengering namun tidak berpengaruh secara signifikan (>0.05) terhadap daya sebar dan pH dari sediaan masker gel peel off ekstrak etanol 70% akar kelakai sebelum dan sesudah uji stabilitas freeze thaw.
Formula optimum diperoleh dengan menggunakan PVA dengan konsentrasi16% karena memiliki nilai viskositas, daya sebar, pH dan waktu mengering paling baik. Artinya saat di pakai sebagai gel maka tidak akan mengeringkan wajah dan tetap menjaga viskositas atau kekentalan air pada pemukaan wajah yang telah diberi masker gel dari ekstrak akar kelakai.
Secara teknis pemanfaatan akar kelakai akan memberikan krim antioksidan dengan kadar yang tinggi sehingga membantu dalam mencampur dengan sediaan bahan campuran krim yang lain seperti minyak nabati, lilin lebah atau beeswax, she butter dan lainnya, pada saat menambahkan gel peel off kelakai ini akan dicampurkan pada tahap akhir.
Selain itu, para ahli menyebutkan bahwa kalakai atau pakis mengandung senyawa bioaktif seperti fenolik, flavonoid, alkaloid dan keluarga terpenoid (Ho dkk., 2010) yang telah terbukti sangat efektif sebagai antioksidan.
Berdasarkan penelitian hasil nilai SPF[1] ekstrak etanol akar kelakai pada kontsentrasi 350 ppm diperoleh nilai SPF antioksidan berturut turut 11, dan 14 berada dalam rentang >11 sehingga termasuk memiliki tingkat kemampuan ekstrim yang artinya mempunyai perlindungan yang lebih sebagai SPF antioksidan(adawiyah, 2018).
Untuk mencegah aging kulit atau oksidatif adalah pemakaian produk pelindung matahari sedangkan untuk perawatan sekunder adalah pemakaian produk yang mengandung antioksidan (Pojsak & Dahmane, 2011). Antioksidan dipakai untuk mencegah timbulnya penuaan kulit (Thornfeldt & Bourne, 2010). Asupan antioksidan didapat secara oral ataupun topikal dengan dioleskan pada kulit (Pinnel, 2003).
Kelakai atau pakis ini juga mengandung beta-karoten yang disebut dapat membantu meningkatkan kesehatan kulit karena efek antioksidannya. Temuan ini dilaporkan melalui penelitian dari The American Journal of Clinical Nutrition.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa mendapatkan mikronutrien antioksidan, seperti beta-karoten dapat meningkatkan perlindungan kulit terhadap sinar UV. Paparan sinar UV yang berlebihan memang telah terbukti dapat meningkatkan risiko penyakit kulit. Itu sebabnya, konsumsi daun pakis dapat memberikan khasiat pada kesehatan dan penampilan kulit.
Nah, riset telah menunjukkan efektivitasnya. Hanya saja sayang tatamba urang Banjar belum terkenal seperti produk lainnya. Padahal tanaman ini seluas mata memandang, sejak titik nol di Banjarmasin hingga jalan A. Yani yang tidak tertutup bangunan. Sepanjang jalan protokol provinsi ini panjangnya lebih 200 km hingga Kabupaten Tabalong, Kalsel dengan berbatasan dengan Provinsi Kaltim. Kelakai tumbuh di lahan seluas lebih dari 15 juta hektar di Kalimantan.
Manfaatnya sebagai sayur bagaimana? Jangan kuatir kalakai sangat mudah di masak, apalagi gurih dan nikmat untuk di konsumsi. Ragam masakan daerah dapat beradaptasi seperti cah atau tumis kelakai, gulai, atau bibimbap yaitu nasi campur ala Korea. Paling efektif kelakai hanya di beri sedikit bumbu menjadi salad dengan mengurangi garam, gula dan bumbu masak, untuk pendamping makanan utama. Ada juga yang di buat jus minuman di campur jahe atau madu. Sama saja efektivitasnya.
KalselPedia menyebutkan Kalakai ini dapat membantu menyembuhkan beberapa penyakit lain yaitu:
Apakah Kalakai atau pakis ini hanya ada di Kalimantan?
Dilansir The Spruce Eats, pakis adalah sayuran yang dipanen dari batang tumbuhan paku yang masih muda. Di luar negeri sayuran ini lebih populer dengan nama fiddlehead fern. Biasa dikonsumsi di Prancis utara, Asia Tenggara, India, Nepal, Jepang, Korea, China, Jepang, dan Taiwan.
Sedangkan di wikipedia, kelakai ada di seluruh Indonesia. Di jelaskan nama daerahnya yaitu Lemidi, lemiding, atau ramiding (Stenochlaena palustris) adalah sejenis paku-pakuan bagian suku Blechnaceae. Pucuk dan daun muda pakis ini biasa dibuat menjadi sayuran di pelbagai wilayah sebarannya.
Karena itu, paku ini juga dikenal dengan banyak nama seperti miding, mělat, akar pakis (Mly.); lambiding (Ac.); lamidin (Sim.); pau rara (Mand.); paku limbèh (Min.); paku hurang (Sd.); pakis bang (Jw.); lemiding, remiding, pakis mérah (Mly. Ptk.); bampèsu, maja-majang (Mak.); bempèsu, wèwèsu (Bug.).
Di Kalimantan Selatan tumbuhan ini disebut kelakai atau kalakai. Makanan ini terkenal dari ujung Aceh sampai Papua. Sudah selayaknya kita canangkan Kelakai for the world, sebab murah, mudah di tanam dan berjuta manfaat. Kajian food security dan milineal beauty harus dapat menjadi gagasan dalam mengembangkan kelakai. Bahkan menjadi komuditas kosmetik yang sangat mahal. Apalagi akan ada ribuan orang pindah ke Kalimantan di IKN Nusantara, merupakan pasar yang fantastis.
Tatamba Urang Banjar sepertinya susah dilawan, setelah cantik dan sehat, maka tambatkan hakikat hati, dengan matra yang tertulis sejak ratusan tahun silam. Jangan lupa sebut nama sang kekasih hati, Insy Allah hatinya tak bergoyang, tak pindah ke lain hati.
Pur sinupur
Kalakai tampuyangan
Singhaja aku bapupur
Rupaku laksana bulan terang
Andika memandangku …... (sebut nama)
Tunduk kasih sayang mati karindangan
Terjemahan:
Pur sinupur (bebunyian dalam mantra)
Kalakai bergoyang-goyang
Sengaja aku berbedak
Wajahku glowing awet muda seterang rembulan
Sampiyan memandangku….. (sebut nama)
Tunduk kasih sayang, tergila-gila merindukanku
Banjarmasin, 9 September 2022
Sri Naida, Alumni Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada, Koordinator Ambin Batang Sastra-Bio Kalimantan Selatan. Diskusi dan informasi: Sri_naida@yahoo.co.id
Referensi:
[1] https://docplayer.info/168688627-Intisari-formulasi-dan-uji-sifat-fisik-krim-ekstrak-etanol-akar-kelakai-stenochlaena-palustris.html