Buluh perindu seperti ijuk keras, coklat tua, hingga hitam dan selalu berpasangan. Biasnaya dikemas dalam botol bersama bahan lain.
Buluh perindu seperti ijuk keras, coklat tua, hingga hitam dan selalu berpasangan. Biasnaya dikemas dalam botol bersama bahan lain.
Dari Redaksi:
Bioprospecting (bioprospeksi) berasal dari akronim dari biodiversity prospecting. Di dalam bioprospeksi terdapat serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mencari dan menemukan senyawa bioaktif baru melalui eksplorasi keragaman hayati.
Etnobioprospeksi berarti serangkaian kegiatan yang berfokus untuk menggali dan menemukan senyawa bioaktif baru melalui keragaman hayati dengan pendekatan masyarakat lokal.
Mengapa etnobioprospeksi penting untuk dilakukan? Etnoioprospeksi dipandang efektif digunakan dalam pengelolaan sumberdaya hayati khususnya hutan karena strategis dapat menerapkan manajemen berwawasan lingkungan dan bernilai ekonomi berbasis kearifan lokal.
Mulai minggu ini, redaksi Banuaterkini.com bekerjama dengan Komunitas Ambin Batang, Sastra Bio Banjarmasin pimpinan Sri Naida akan menurunkan tulisan yang secara khusus mengupas tuntas mengenai etnobioprospeksi untuk menggali kekayaan hayati dan kearifan lokal masyarakat Banjar dalam forum "Etnobioprospeksi Tatamba Urang Banjar".
Pada edisi pertama ini, Sri Naida akan menguraikan dengan lugas dan cerdas sebuah tulisan dengan judul Mozaik Mitos Buluh "Bulu" Perindu.
Oleh Sri Naida*
Bagi Urang Banjar, sangat lekat dengan kemampuan tatamba atau pengobatan tradisional yang ampuh dan terus ada dalam masyarakat bersanding dengan obat modern. Salah satu keahliannya adalah minyak buluh perindu, yang menjadi polemik, mendadak viral di media sosial karena di ungkapkan oleh Pesulap Merah, bahwa dia tak percaya “kesaktian” benda itu. Apalagi benda ini dengan metode dan ritual tertentu akan membawa orang yang jatuh cinta meraih pasangannya, penglaris berdagang atau sekedar memberikan kedigjayaan fisik. Benda ini sangat terkenal di bumi Kalimantan. Bahkan bila di susuri dari berbagai syair, wadian, taliwakas atau mantera selalu ada sejak ratusan tahun silam.
Buluh perindu buluh berandam,
Tanam selasih di lubuk batu,
Kuur semangat si ….. (sebutkan nama pujaan hati)
Tunduk dan kasih sayang kepadaku
Meski saat ini mantra sudah di kalahkan dengan materi seperti uang, hadiah emas permata berlian, jabatan dll, namun untuk meraih ketertarikan lawan jenis, upaya hakikat mantera itu selalu ada dan berkembang dalam masyarakat, sebagai upaya tak kasat mata. Saat dalam tayangannya, pesulap mewah memasukkan bulu perindu ke dalam air di wadah piring putih, dan terjadi pergerakan, si bulu atau buluh itu bergerak satu sama lain, namun kemudian terhenti.
Apa gerakan ini sebetulnya merupakan reaksi fisika belaka? Terlihat hanya ada gaya adhesi atau gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis. Buktinya, ia tidak akan bergerak lagi setelah ia sudah benar-benar basah. Benda ini juga bisa bergerak bila mengenai asap, dan akan berhenti bila sudah sekitarnya kedap asap.Hingga disebutkan, bulu atau buluh perindu ini tidaklah memiliki kekuatan magis apapun.