Kisah Jovanka, Santri Jago Bahasa Arab dan Spanyol Berjuang Jadi Taruna Akpol 2024

Redaksi - Selasa, 23 Juli 2024 | 06:11 WIB

Post View : 5

Catar Akpol Jovanka Alfaudi: Santri yang Mahir Bahasa Arab hingga Spanyol, Sempat Dua Kali Gagal Masuk Bintara. (BANUATERKINI/HUMAS POLRI).

Jovanka Alfaudi alias Jovan (19), salah satu calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) 2024, menarik perhatian dengan latar belakangnya sebagai santri. Mahir dalam berbahasa Arab dan Spanyol, Jovan memperoleh keterampilan ini selama empat tahun belajar di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al Islami, Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat.

Banuaterkini.com, JAKARTA - Jovan, yang berasal dari pengiriman Polda Metro Jaya, bukanlah dari keluarga kaya. Ayahnya, Wahludi, adalah pensiunan PT. Kereta Api Indonesia (KAI), dan ibunya, Dina Sumartini, adalah ibu rumah tangga. Jovan lahir di Jakarta Utara pada 16 Oktober 2004.

Semangat Jovan untuk menjadi taruna tidak hanya didorong oleh orangtuanya dan para kyai serta ustaz di pesantren, tetapi juga oleh kakak pertamanya, Dimas ALS, yang merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 2016 dan kini berdinas di Sat-81/Gultor (Penanggulangan Teror) Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Cijantung, Jakarta Timur.

“Motivasi saya jadi seorang polisi, pertama abang saya dan keluarga. Kami dari keluarga biasa, abang saya mendaftar jadi Taruna Akmil pada tahun 2012, tidak ada keluarga tentara atau polisi, cuma miliki keyakinan dan semangat yang luar biasa. Abang saya selalu mengajarkan saya, bahwa keluarga kecil juga bisa meraih mimpi yaitu jadi seorang taruna,” cerita Jovan.

Jovan sangat menghargai proses transparan yang dilalui kakaknya saat seleksi, dan ini menjadi semangat baginya untuk mendaftar di Polri. Dia yakin seleksi di Akpol juga transparan, yang mencakup administrasi, kesehatan, psikologi, hingga jasmani.

“Ketika jasmani walaupun di asrama TNI, abang saya tidak bisa melihat karena ketatnya penjagaan dari polisi. Itu sebagai bentuk transparansi tes polisi,” kisahnya.

Pada tahun 2023, setelah lulus dari pesantren Ummul Quro Bogor, Jovan sempat mendaftar sebagai Bintara Polri dan Bintara TNI, namun gagal karena masalah kesehatan. Setelah menjalani serangkaian operasi dan menjaga kesehatannya, termasuk mengikuti bimbingan belajar, Jovan akhirnya berhasil lolos seleksi Catar Akpol tingkat Polda Metro Jaya. Kakaknya dari Kopassus juga melatihnya dengan keras.

“Mungkin bukan rezeki saya di Bintara Polri ataupun TNI. Abang saya melatih keras-keras untuk saya, karena kakak sayang pada adiknya, bukan karena adik kandung sendiri jadi santai-santai, malah keras luar biasa abang saya (melatih saya),” sambung alumni SD Cokroaminoto dan SMP Barunawati 2 Tanjung Priok itu.

Jovan bercerita tentang pengalamannya di pondok Ummul Quro Bogor. Pada tahun pertama, ia sempat merasa tidak betah karena belum pernah mondok sebelumnya. Namun, ia berhasil beradaptasi dan pada tahun ketiga menjadi pengurus pondok, bertugas di bagian keamanan.

Di pondok Ummul Quro, bahasa Arab dan Spanyol menjadi bahasa sehari-hari. Di sana, ia juga diajarkan adab, ilmu, dan hafalan.

Jovan menuturkan, bahwa gurunya di pesantren selalu berpesan untuk mengutamakan adab, sopan santun di atas segalanya.

“Sehingga kami tahu harus menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Alhamdulillah berkat doa restu orangtua, ustaz, kyai, guru-guru saya di SD, SMP, orang-orang yang saya temui, saya bisa berdiri di sini di seleksi tingkat pusat Akpol. Saya berdiri di sini karena doa-doa mereka. Semoga rezeki saya di Taruna Akpol 2024,” pungkasnya.

Laporan: Ariel Subarkah

Editor: Ghazali Rahman
Copyright @Banuaterkini 2024.

Baca Juga :  Jokowi Bertemu Sejumlah Tokoh Adat dan Agama Kalsel di Tabalong

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev