Uniknya, tidak ada atlet pria dari Indonesia yang lolos dalam cabang ini, menjadikan perjuangan mereka semakin istimewa.
Perjuangan mereka tak pernah mudah, terutama bagi Widiasih yang harus menghadapi tantangan unik seperti bertanding di tengah menstruasi.
"Ini sangat mengganggu, tapi saya bersyukur bisa mengatasinya. Tantangan ini hanya dialami oleh atlet perempuan," ungkapnya dengan tegar, dikutip dari Antara, Selasa (27/08/2024).
Di bawah bimbingan pelatih Eko Supriyanto, trio ini terus mempersiapkan diri dengan dedikasi tinggi. Meskipun Eko realistis dalam menargetkan medali, ia tak bisa menyembunyikan rasa bangganya terhadap ketiga atlet ini.
“Saya sangat takjub dengan dedikasi mereka,” pujinya.
Sementara fokus Widiasih tetap pada Paralimpiade Paris, ia juga memendam harapan besar untuk masa depan para angkat berat Indonesia.
Ia bermimpi suatu hari nanti, atlet pria Indonesia juga akan bersaing di ajang Paralimpiade. Namun, untuk saat ini, misinya adalah meraih medali ketiga dan menginspirasi lebih banyak perempuan untuk mengejar impian mereka.
"Saya berharap lebih banyak perempuan di luar sana terinspirasi oleh kami," ujarnya penuh harap.
"Tidak ada yang mustahil selama kita percaya pada diri sendiri dan bekerja keras," ujarnya menambahkan.
Ni Nengah Widiasih tidak hanya membawa beban besi di atas pundaknya, tetapi juga harapan bangsa.