“Metode ini memungkinkan kami melihat langsung efek setiap perlakuan terhadap perkembangan embrio dalam kondisi yang hampir alami,” jelas Ghina.
Bagi para peneliti muda ini, metode in ovo tidak hanya menawarkan akurasi dalam pengamatan, tetapi juga memberikan wawasan nyata tentang dampak pestisida dan manfaat daun kasturi.
Ketika embrio-embrio yang terpapar klorpirifos menunjukkan deformasi fisik dan tingkat kematian yang tinggi, kelompok yang diberi ekstrak daun kasturi justru menunjukkan perkembangan yang lebih baik, bahkan lebih tinggi tingkat kelangsungan hidupnya.
Dari hasil pengamatan, tim menemukan bahwa kandungan antioksidan daun kasturi efektif melindungi sel-sel embrio dari stres oksidatif akibat paparan klorpirifos.
“Kami melihat bahwa ekstrak daun ini tidak hanya mengurangi dampak buruk pestisida, tetapi juga meningkatkan kelangsungan hidup embrio,” tambah Ghina penuh optimisme.
Penemuan ini memunculkan harapan baru di bidang kesehatan dan pertanian. Ghina dan timnya membayangkan bahwa ekstrak daun mangga kasturi dapat dikembangkan menjadi suplemen pakan atau bahan tambahan yang membantu peternak menjaga kesehatan embrio ternak mereka.
“Ini bisa menjadi solusi alami bagi para peternak yang ingin melindungi ternak mereka tanpa terlalu bergantung pada bahan kimia sintetis,” ujar Ghina penuh harap.
Bagi Ghina, memimpin penelitian ini adalah pengalaman yang penuh tantangan, tetapi juga kaya akan pembelajaran.
“Saya belajar banyak tentang manajemen tim, strategi riset, dan bagaimana mengatasi tantangan, baik teknis maupun non-teknis,” katanya.
Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing dan anggota tim yang bekerja keras dan mendukung satu sama lain di sepanjang perjalanan penelitian ini.