Selain melindungi sektor pertanian, pembangunan tanggul laut raksasa ini juga bertujuan untuk mencegah abrasi dan rob yang semakin sering terjadi.
Hashim menyebut bahwa perubahan iklim telah mempercepat kenaikan permukaan air laut, sehingga mengancam keberlangsungan hidup masyarakat pesisir, termasuk nelayan yang menggantungkan hidup pada ekosistem laut.
Dengan adanya tanggul ini, diharapkan kondisi pesisir utara Jawa dapat lebih stabil dan terlindungi dari dampak lingkungan yang semakin buruk.
Proyek pembangunan tanggul laut ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar 10 hingga 20 tahun untuk diselesaikan.
Pemerintah merancang proyek ini dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) guna mengoptimalkan pembiayaan dan percepatan pembangunan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa proyek ini telah masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) 2025.
Selain itu, tanggul laut ini nantinya akan terhubung dengan sistem pengendali banjir dan rob yang telah lebih dulu dibangun, seperti tanggul di kawasan Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah.
Airlangga menambahkan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan arahan agar proyek ini dipersiapkan dengan matang.
Selain bertujuan untuk perlindungan wilayah pesisir, pembangunan tanggul laut juga menjadi bagian dari upaya besar pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Pemerintah berharap pembangunan ini dapat berjalan sesuai rencana dan mendapat dukungan dari berbagai pihak demi keberlanjutan sektor pertanian serta kesejahteraan masyarakat pesisir.