Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puspresnas, Muslih, yang mewakili Kepala Puspresnas, turut mengapresiasi capaian prestasi para delegasi Indonesia di ajang IPhO 2024.
“Terima kasih kepada anak-anak yang berhasil menorehkan prestasi di ajang IPhO. Tentunya juga kepada para pembina, sekolah, dan orang tua yang ikut mendukung anak-anaknya,” ujar Muslih dalam penyambutan Tim Olimpiade Fisika Indonesia di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Para siswa yang dikirim ke IPhO telah melalui serangkaian seleksi ketat mulai dari Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), serta tiga tahap pembinaan dan seleksi terpusat oleh Puspresnas.
Zahran Nizar Fadhlan, peraih medali perak dari SMA Negeri 1 Padang, mengungkapkan rasa bangganya bisa kembali meraih prestasi di ajang internasional.
“Sangat bangga apalagi bisa mengharumkan nama Indonesia lagi di tingkat internasional. Saya teringat waktu pandemi COVID-19 untuk mengisi kegiatan sehari-hari saya menonton tayangan YouTube tentang astronomi hingga fisika dan dari situlah saya berangkat mencoba dari OSN hingga sampai ke tahap ini,” ungkapnya.
Kaitlyn Iliana Toniman, siswi dari SMAS Kristen BPK Penabur Gading Serpong yang meraih medali perunggu, menceritakan pengalamannya selama mengikuti perlombaan.
“Tapi akhirnya saya bisa mengatasi itu dan mendapatkan medali untuk Indonesia,” tutur Kaitlyn yang juga peraih medali emas OSN bidang Fisika tahun 2023.
Selama pelaksanaan IPhO, siswa-siswi Indonesia didampingi oleh tim pembina yaitu Triyanta Mugianto dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Rinto Anugraha Nur Qomaru Zaman dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Triyanta Mugianto selaku Koordinator Pembina IPhO menyampaikan bahwa para siswa telah berusaha memberikan yang terbaik selama pelaksanaan IPhO.
“Saya mengapresiasi usaha dan kerja keras anak-anak. Sebelumnya anak-anak sudah melalui proses pembinaan sebanyak tiga tahap. Tantangannya memang ada pada di pembinaan karena setiap negara masing-masing berbeda dalam hal pembinaan,” jelas Triyanta.