Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta terpilih, Pramono Anung dan Rano Karno, berencana menerapkan sistem kerja empat hari di Jakarta.
Banuaterkini.com, JAKARTA - Kebijakan ini terinspirasi dari sejumlah kota di Eropa, khususnya Skandinavia, yang telah sukses mengimplementasikan sistem serupa untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.
Anggota Tim Transisi Bidang Kebijakan Publik, Nirwono Yoga, menjelaskan bahwa kebijakan ini dirancang untuk menangani berbagai masalah di Jakarta, mulai dari cuaca ekstrem hingga polusi udara.
“Misalnya ketika memasuki puncak musim hujan dengan ancaman banjir, maka solusi yang paling mudah adalah meliburkan pekerja,” ungkap Nirwono saat ditemui di Gedung DPRD Jakarta pada Selasa (21/01/2025).
Alasan Utama
Selain untuk merespons kondisi cuaca ekstrem seperti banjir saat musim hujan, sistem empat hari kerja juga dianggap sebagai solusi praktis dalam mengatasi polusi udara.
Menurut Nirwono, selama musim kemarau Jakarta sering berada dalam daftar tiga besar kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia.
“Solusi paling mudah, murah, dan praktis adalah work from home (WFH). Ini sudah terbukti efektif selama puncak polusi sebelumnya,” tambah Nirwono.
Sistem kerja empat hari ini juga akan memberikan fleksibilitas bagi masyarakat, seperti menetapkan hari libur tambahan pada Rabu atau Jumat, sesuai keputusan DPRD Jakarta.
“Apakah masuk Senin, Selasa, kemudian Rabu libur, Kamis dan Jumat masuk, itu akan ditentukan lebih lanjut oleh DPRD,” jelas Nirwono.
Ia menambahkan, gagasan ini sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono telah mendorong penerapan WFH untuk mengurangi dampak buruk polusi udara di ibu kota.
Bahkan, sekolah-sekolah juga pernah diliburkan saat tingkat polusi udara berada di puncaknya.
Dengan kebijakan ini, Pramono-Rano berharap tidak hanya dapat mengurangi beban masyarakat akibat cuaca ekstrem dan polusi, tetapi juga meningkatkan keseimbangan hidup dan produktivitas warga Jakarta. (Kompas).