Banjarmasin, kota strategis yang sejak lama menarik perhatian pebisnis internasional, kini masih menyimpan saksi sejarah berupa bangunan bersejarah yang terletak di tepi Sungai Martapura, Jalan Pierre Tendean.
Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Bangunan yang dikenal sebagai NV Handel Maatschappij Oentjeng, berdiri kokoh dengan arsitektur kolonial Belanda yang khas.
Menurut Mansyur, dosen sejarah dari Universitas Lambung Mangkurat, NV Handel Maatschappij Oentjeng adalah perusahaan yang berfokus pada ekspor dan impor hasil bumi seperti karet, rotan, dan damar.
Nama resminya adalah NV Handel Mij dan perusahaan ini berafiliasi dengan Bank Nederlandsche Handel Mij (Fakctorij) serta Nationale Handelsbank.
Kantor pusatnya berada di Jakarta dengan cabang-cabang di Banjarmasin, Sampit, dan agen penjualan di Semarang, Surabaya, serta Singapura.
“Kantor cabangnya di Kalimantan pada masa itu tidak hanya di Banjarmasin saja. Tapi, juga ada di Sampit Kalimantan Tengah (Kalteng),” ujar Mansyur seperti di lansir dari Radarbanjarmasin.com.
Iklan di Koran Nieuwsgier edisi Maret-Mei 1953 dan Java Bode edisi 1953 menunjukkan bahwa sejak 1 Januari 1952, perusahaan ini beralamat di Jalan Klenteng No 1, Banjarmasin.
“Jalan Klenteng berbatasan dengan Schans van Thuyl weg (Jalan Schans van Thuyl) yang setelah kemerdekaan Republik Indonesia (RI) diganti dengan jalan Sungai Baru,” jelas Mansyur.
Perusahaan ini dipimpin oleh Direktur Kwee Ho Oen dan Kwee Ho Tjeng, sebagaimana yang tercatat dalam Buku Peringatan Ulang Tahun Ke-Lima Chung Hua Tsing Nien Hui Jakarta.