Home » Opini

Hari Buruh, Momentum “Kuli Tinta” Naik Kelas Jadi “Mediapreneur”

Banuaterkini.com - Minggu, 30 April 2023 | 19:33 WIB

Post View : 20

Foto: BANUATERKINI/Perpustakaan Gontor.

“Amplop kestabilan” juga menjadi parameter skala prioritas liputan bagi para “kuli tinta”, dimana liputan yang “stabil” lebih diutamanakan untuk diliput daripada liputan yang “tidak stabil”.

Melihat situasi seperti ini, dengan kemajuan teknologi di era sekarang ini, sudah banyak “kuli tinta” dengan memanfaatkan kemudahan teknologi untuk mendirikan perusahaan media sendiri dengan bentuk media siber atau media online.

Para “kuli tinta” pun naik kelas menjadi pengusaha media, walaupun karena masih rintisan masih banyak yang dikelola dengan model CEO (plesetan Chief Executice Officer menjadi Chief Everyting Officer, red) atau bisa dikatan dia pemilik perusahaan, dia jua yang jadi pemimpin redaksinya, dia juga wartawannya, dia juga marketingnya.

Sebenarnya naik kelasnya kuli tinta menjadi pengusaha media adalah sebuah kemajuan intelektual bagi bangsa ini, sehingga perusahaan pers sebagai “kontrol sosial” menjadi semakin banyak dan merata ke daerah-daerah.

Selain itu, naik kelasnya kuli tinta menjadi pengusaha media juga menjadi peluang usaha baru untuk generasi milenial dan zilenial dalam menghadapi era kemajuan teknologi yang semakin kejam dengan profesi-profesi tradisional.

Hanya saja, naik kelasnya kuli tinta menjadi pengusaha media juga perlu diimbangi dengan mental dan mindset entrepreneurship, sehingga perusahaan media rintisan yang dikelola oleh “kuli tinta” ini bisa memaksimalkan potensi-potensi pendapatan perusahaan media.

Naik kelasnya kuli tinta menjadi pengusaha media yang diimbangi dengan mental dan mindset entrepreneurship bisa lebih nyaman disebut dengan “mediaprenuer”.

Sumber pendapatan untuk mediaprenuer di era teknologi ini juga semakin menggiurkan, selain dari pendapatan iklan dan kontrak publikasi, potensi pendapatan besar dari platform digital seperti iklan adsense google dan bisnis afiliasi dari Shopee Affiliate dan Tiktok Affiliate juga semakin terbuka lebar.

Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) sebagai sebuah asosiasi atau organisasi perusahaan media siber menjadi sebuah oasis bagi para mediaprenuer sebagai sarana perjuangan dan wadah untuk bertumbuh di era teknologi yang berkembang semakin cepat.

Organisasi yang lahir dari rahim Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini sangat terbuka dengan para mediapreneur dengan berbagai skala usaha media, termasuk mediapreneur rintisan yang masih berskala UMKM.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev