Fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai universal seperti kasih sayang, kebersamaan, dan saling membantu tetap relevan dan penting.
Haul ke-20 yang akan diselenggarakan pada 5 Januari 2025, bertepatan dengan 5 Rajab 1446 Hijriah, diharapkan kembali menjadi ajang solidaritas yang mendalam.
Persiapan yang melibatkan ribuan relawan dari berbagai daerah menunjukkan betapa haul ini bukan hanya milik masyarakat lokal, tetapi telah menjadi milik umat Islam secara global. Kontribusi relawan ini adalah cerminan nyata dari solidaritas sosial yang diajarkan oleh Guru Sekumpul sepanjang hidupnya.
Tradisi haul juga memiliki nilai budaya yang mendalam. Di dalamnya terkandung elemen-elemen tradisional seperti pembacaan maulid, doa bersama, hingga tausiyah dari ulama-ulama besar. Semua ini menjadi jembatan antara generasi tua dan muda untuk terus melestarikan ajaran-ajaran Islam dalam bentuk yang relevan dengan zaman.
Haul Guru Sekumpul di era modern juga memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan. Siaran langsung melalui media sosial dan platform daring memungkinkan lebih banyak orang mengikuti acara ini, meskipun tidak dapat hadir secara fisik. Hal ini memperkuat koneksi spiritual dan solidaritas di antara umat Islam di seluruh dunia.
Bagi generasi milenial dan Gen Z, haul ini adalah momen pembelajaran yang berharga. Kehadiran mereka dalam jumlah besar menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritual dan sosial yang diwariskan oleh Guru Sekumpul masih relevan dengan kehidupan mereka.
Dalam dunia yang penuh distraksi digital, haul memberikan ruang untuk merenung, belajar, dan memperkuat jati diri sebagai umat Islam. Guru Sekumpul mengajarkan bahwa kesederhanaan dan kasih sayang adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang bermakna.
Generasi muda dapat belajar dari teladan Guru Sekumpul untuk menjaga hubungan baik dengan Allah, keluarga, dan sesama. Haul ini juga menginspirasi mereka untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis melalui semangat saling membantu dan peduli.
Fenomena haul Guru Sekumpul mengingatkan kita bahwa di tengah globalisasi dan individualisme yang semakin kuat, umat Islam memiliki tradisi yang mampu memupuk persatuan dan kedekatan kepada Allah. Haul ini menjadi simbol keberlanjutan nilai-nilai Islam yang humanis dan relevan, melintasi batas ruang dan waktu.
Dengan memanfaatkan media digital, tradisi haul juga bertransformasi menjadi ajang global yang mampu menginspirasi umat di seluruh dunia. Ini adalah bukti bahwa spiritualitas dan solidaritas tidak pernah kehilangan relevansinya, bahkan di tengah perubahan zaman yang sangat cepat.