Home » Opini

Perpustakaan Digital iKalsel dan Potensi Yang Belum Termaksimalkan

Redaksi - Selasa, 28 Januari 2025 | 13:48 WIB

Post View : 58

ILUSTRASI: Aplikasi iKalsel hadir sebagai solusi digital untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap buku dan literasi. (BANUATERKINI/Aksaramaya.com).

Langkah Dispersip Kalimantan Selatan juga menunjukkan perhatian pemerintah dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong peningkatan minat baca. Aplikasi seperti iKalsel yang dapat diakses melalui smartphone mempermudah akses, menghemat waktu, dan memberikan fleksibilitas bagi pengguna.

Oleh: Faizal Syarifudin *)

DINAS PERPUSTAKAAN dan Kearsipan (Dispersip) Kalimantan Selatan pada 31 Maret 2018 silam meluncurkan aplikasi perpustakaan digital iKalsel untuk melengkapi layanan perpustakaan fisik yang telah ada. Menurut kepala Dispersip Kalsel pada Juli 2024, iKalsel telah memiliki 2.235 pengguna aktif, dengan koleksi mencapai 6.706 judul dan total 55.448 eksemplar buku.

Di Google Play Store, aplikasi ini telah diunduh lebih dari lima ribu kali dengan rating 4.2 dari 1-5 bintang berdasarkan rata-rata ulasan pengguna. Meskipun ada beberapa ulasan negatif, seperti kesulitan dalam meminjam buku, mengunduh, atau membaca buku, rating 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna merasa puas dengan aplikasi ini.

Di sisi lain, penelitian Azkiya & Labibah (2023) juga menemukan bahwa pengguna iKalsel yang diwawancarai menganggap aplikasi ini bermanfaat dan mudah digunakan.

Kita patut mengapresiasi usaha pemerintah dalam menyediakan akses buku digital, yang dapat dianggap sebagai langkah maju dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Berdasarkan kajian Perpustakaan Nasional 2024, nilai Tingkat Gemar Membaca (TGM) masyarakat Indonesia mencapai 72,44, berada dalam kategori sedang. Nilai ini naik 8,6 persen dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar 66,70.

TGM Kalimantan Selatan juga dalam kategori sedang, dengan nilai 74,63. Masyarakatnya membaca selama 1 jam hingga 1 jam 59 menit per hari, dengan 5-6 bahan bacaan per tiga bulan

Langkah Dispersip Kalimantan Selatan juga menunjukkan perhatian pemerintah dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong peningkatan minat baca. Aplikasi seperti iKalsel yang dapat diakses melalui smartphone mempermudah akses, menghemat waktu, dan memberikan fleksibilitas bagi pengguna.

Aplikasi digital berpotensi meningkatkan minat baca masyarakat. Data survei State of Mobile 2024 dari data.ai menunjukkan bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu hingga 6,05 jam per hari berinteraksi dengan perangkat mobile, tertinggi di dunia. Dengan durasi yang cukup panjang ini, ada peluang untuk memanfaatkan perangkat tersebut dalam kegiatan membaca, mengakses berbagai bacaan dengan mudah.

iKalsel, sebagai aplikasi khas dari Kalimantan Selatan, memiliki potensi untuk menonjolkan elemen-elemen lokal yang membedakannya dari aplikasi digital daerah lain. Tokoh-tokoh berpengaruh, sejarah, tempat wisata, budaya, serta karya-karya penulis Kalimantan Selatan dapat menjadi daya tarik utama.

ILUSTRASI: aplikasi iKalsel pada Google Play Store. (BANUATERKINI/Faisal).

Namun, apakah iKalsel mampu memenuhi harapan ini? Setelah mencoba aplikasi perpustakaan digital iKalsel, saya ingin menunjukkan pengalaman dan harapan yang seharusnya dipenuhi oleh aplikasi ini.

Fitur Pencarian

Pencarian buku diarahkan ke koleksi internal Dispersip dan ke koleksi ePustaka, tetapi sayang tidak dijelaskan apa perbedaan kedua jenis koleksi itu. Fasilitas pencariannya cukup memadai karena menyediakan penyaringan berdasarkan genre buku, nama pengarang, dan tahun terbit.

Pada genre buku ada daftar topik yang diurutkan secara abjad. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan fitur untuk menjelajahi daftar pengarang, yang membantu pengguna menemukan karya-karya dari penulis tertentu. Jika ingin membatasi lagi, bisa memilih tahun terbitnya.

Satu kelemahan adalah iKalsel terasa kurang cerdas karena tidak bisa mendeteksi kesalahan ketik dan menawarkan saran yang tepat agar menjadi akurat. Contohnya, jika diketikkan ‘Banjarbara’ untuk mencari kota Banjarbaru, hasil filter tidak ditemukan. Tidak ada saran atau koreksi otomatis ke "Banjarbaru." Akibatnya, pengguna harus memastikan penulisan yang benar.

Berbeda halnya dengan mesin pencari Google yang bisa mengoreksi dan memberikan saran yang relevan. Adanya bantuan seperti ini menjadikan waktu pengguna lebih efisien.

Tautan Antar Informasi

Percobaan pada fasilitas pencarian berlanjut ke masalah ketertautan antar informasi yang ternyata tidak tersedia di dalam iKalsel. Misalnya, ketika buku berjudul Banjarbaru: Sejarah, Pesona, Potensi ditampilkan bersama penulis dan kategorinya, iKalsel tidak menyediakan tautan ke buku-buku lain dari penulis yang sama atau kategori serupa.

Kondisi ini membatasi kemungkinan pengguna untuk memperoleh koleksi yang sesuai. Ketertautan antar informasi menunjukkan fasilitas pencarian yang optimal pada sebuah aplikasi koleksi digital. Fasilitas ini memungkinkan pencarian buku secara efisien dan membuka peluang bagi pengguna untuk menemukan buku lain yang mungkin diminati.

Jika ketertautan ini tidak tersedia, maka koleksi yang dimiliki oleh iKalsel tidak akan tereksplorasi secara maksimal. Akibatnya, pengguna tidak mendapatkan rekomendasi bacaan yang sesuai preferensi mereka.

Kurangnya Elemen Lokal

Sebagai aplikasi perpustakaan digital khas daerah, iKalsel seharusnya bisa memperkuat identitas budaya dan sejarah Kalimantan Selatan. Dari daerah ini terdapat nama-nama besar yang penting untuk diperkenalkan kepada generasi sekarang. Ada ulama Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari hingga Guru Muhammad Zaini Abdul Ghani, pejuang Brigjen Hasan Basri, dan lain-lain.

Demikian pula adat istiadat, kesenian, dan produk khas dari tanah Banjar yang bisa dipromosikan melalui aplikasi ini kepada masyarakat luas. Sayangnya, elemen lokal ini tidak terlihat mencolok pada menu atau fitur aplikasinya.

Hal ini membuat iKalsel terkesan sekadar mengikuti tren memiliki aplikasi digital, tanpa benar-benar menonjolkan karakteristik unik Kalimantan Selatan.

Minimnya Promosi Penulis Lokal

Aspek lain yang mengecewakan adalah tidak adanya promosi yang cukup terhadap keberadaan penulis daerah dan karya-karya mereka. iKalsel seharusnya menjadi etalase untuk mengenalkan dan mempromosikan penulis dari Kalimantan Selatan. Sayangnya, fitur ini tidak tersedia, sehingga aplikasi digital ini lepas peluang untuk mengangkat literasi lokal.

Meskipun di antara koleksi iKalsel terdapat karya-karya penulis lokal, informasi tersebut baru diketahui setelah membaca biografinya pada buku. Jadi sebenarnya, karya-karya itu ditemukan lebih secara kebetulan, bukan karena ditampilkan secara khusus.

Saya merasa kecewa karena tidak menemukan Orang-orang Terkemuka dalam Sedjarah Kalimantan oleh Anggraini Antemas dan kisah Si Palui dari Yustan Aziddin. Novel Jendela Seribu Sungai dari penulis kontemporer Miranda Seftiana, dan Surga Untuk Bidadari oleh Puspa Mekar juga tidak muncul dalam pencarian. Itu hanya sejumlah contoh yang menunjukkan minimnya ekspos terhadap mereka

Namun demikian, tentu aplikasi ini sudah ikut berkontribusi dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat, sekalipun terdapat keterbatasan-keterbatasan tersebut.

Dari segi konten, Dispersip akan mampu menggarap banyak potensi lokal di daerah Kalimantan Selatan. Mereka tidak akan kekurangan sumber daya manusia yang mampu mewujudkannya menjadi fitur-fitur menarik dan relevan di aplikasi iKalsel

Saya berharap iKalsel dapat segera ditingkatkan dengan fitur pencarian yang lebih canggih, pengayaan elemen lokal, dan promosi penulis lokal yang lebih intensif. Dengan begitu, iKalsel akan menjadi perpustakaan digital yang mudah diakses dan mendorong masyarakat untuk lebih mengenal budaya dan karya-karya daerah mereka.

*) Faisal Syarifudin, adalah Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Korespondensi melalui WA 081339719955 atau E-mail faisal.syarifudin@uin-suka.ac.id. 

Baca Juga :  Pilkada Serentak 2024, Antara Harapan Demokrasi dan Realitas Pancasila

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev