“Gurumu seperti ayahmu, bahkan lebih berhak atas dirimu,” kutipnya dari Imam as Saffarini, menegaskan bahwa seorang guru memberikan kehidupan abadi melalui ilmu, sesuatu yang bahkan lebih bernilai daripada nafkah fisik yang diberikan oleh orang tua.
Namun, di balik keagungan peran ini, realitas sering kali berbicara sebaliknya. Banyak guru yang masih berjuang dengan keterbatasan kesejahteraan.
Mereka yang mengajarkan nilai kehidupan kepada anak bangsa justru sering kali tidak mendapatkan apresiasi yang layak.
Padahal, negara memiliki sistem pendidikan yang seharusnya menjamin kesejahteraan para pengajar.
“Pemerintah dan pemangku kebijakan harus lebih serius memperhatikan hak-hak guru. Generasi emas tidak akan lahir tanpa guru yang fokus dan profesional,” tegasnya.
Peran guru sangat penting dalam membangun generasi muda yang berilmu dan berkarakter. Tanpa kehadiran guru, bangsa ini akan kehilangan arah.
Ilmu yang ditanamkan oleh guru adalah investasi jangka panjang yang menentukan masa depan.
Melalui khutbah ini, ustadz Baiturrahim mengajak jamaah dan masyarakat untuk tidak hanya menghormati, tetapi juga secara aktif mendukung kesejahteraan para guru.
Ia berharap, dengan perhatian yang lebih baik, bangsa Indonesia dapat mencetak generasi unggul yang mampu membawa negara ini menuju kemakmuran.
Di akhir khutbahnya, ia berdoa untuk para guru, anak-anak didik, dan bangsa ini. Doanya sederhana namun penuh makna yaitu semoga semua guru dimuliakan, anak-anak menjadi generasi yang berilmu, dan bangsa ini menjadi bangsa yang menghormati pendidik.