Koordinator Subkomisi Penegakan HAM/Komisioner Mediasi Komnas HAM, Hairansyah beserta rombongan disambut warga Kampung Batuah dengan sumringah, Senin (04/07/22) siang.
Reporter: Misbad l Editor: M/DQ Elbanjary
Komnas HAM nilai warga Kampung Batuah memang sudah hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan tersebut sedemikian lama.
Banjarmasin, Banuaterkini.com - Komnas HAM bekerja super cepat dan terukur. Setelah menerima informasi dari aliansi warga Kampung Batuah dan LBH Ansor, rombongan langsung bergerak menyambangi warga Kampung Batuah yang sudah menanti kedatangan lembaga yang sangat concern memperjuangkan hak asasi warga Negara ini.
Pasca pertemuan Komnas HAM dengan LBH Ansor dan Aliansi Warga Kampung Batuah secara tertutup yang berlangsung sejak pukul 09.3o hingga pukul 13.00 wita, Senin (04/07/22) siang di Kantor LBH Ansor Kalsel Jl. A Yani Km. 10, Gambut, Kabupaten Banjar, Kalsel.
Rombongan yang dipimpin langsung Koordinator Subkomisi Penegakan HAM/Komisioner Mediasi, Hairansyah, langsung menuju kawasan Kampung Batuah yang terletak di bilangan Jalan Veteran, Kelurahan Kuripan, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin.
Warga yang menunggu sejak pagi dan berkumpul di kawasan tersebut, bersorak gembira menyambut kedatangan rombongan Komnas HAM.
Ketua Aliansi Warga Kampung Batuah, M. Syahrian Noor mengakui bahwa warga sangat ingin bertemu dengan Komnas HAM untuk menyampaikan terima kasih atas bantuan lembaga negara tersebut rencana penggusuran warga oleh Pemko Banjarmasin pertengahan bulan Mei lalu batal.
Tiba di lokasi Kampung Batuah, Komisioner Komnas HAM, Hairansyah, dihujani ucapan terima kasih dan 'curhatan' warga yang ingin menyampaikan langsung keluh-kesahnya berkaitan rencana revitalisasi kawasan tersebut oleh Pemko Banjarmasin.
Atul, perempuan yang lahir di Kampung Batuah Tahun 1982, di hadapan Komnas HAM menyampaikan keresahan keluarganya dan banyak warga di tempat tersebut, jika Pemko Banjarmasin benar-benar melakukan penggusuran.
"Mendengar kalimat penggusuran itu rasanya teramat berat bagi kami, jadi kami memohon melalui Komnas HAM agar rencana tersebut dibatalkan. Alasannya, Kampung Batuah ini, bukan sekedar kampung, tapi kampung ini adalah jiwa dan raga kami. Menggusur kawasan ini sama dengan membunuh kami," ujar Atul dengan suara berat sambil sesekali terisak. Tampak raut mukanya sambil diliputi kesedihan yang mendalam.
Komisioner Mediasi, Hairansyah yang sejak awal mendengarkan curhatan warga, menyampaikan apresiasi atas perjuangan dan kesabatan warga Kampung Batuah, apalagi pada pertemuan tersebut didominasi oleh perempuan dan anak-anak.
"Terima kasih, partisipasi perempuannya tinggi di sini, berarti yang hadirnya lebih banyak perempuan. anak-anak juga tadi sudah menyampaikan. Jadi, apa yang menjadi harapan bapak/ibu tentu juga menjadi harapan kita semua, ada penyelesaian terbaik," ujar Hairansyah.
Dan sekali lagi, saya yakin, ujarnya, bahwa Pemko Banjarmasin juga harusnya memberikan penyelesaian berdasarkan aspek kemanusiaan.
"Kami dari Komnas HAM tentu melihat persoalan yang sekarang terjadi dari aspek-aspek itu. Dan itu pulalah mengapa kami memberikan bantuan dalam artian menfasilitasi menangani kasus ini. Dalam rangka untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip hak asasi manusia itu diterapkan di Banjarmasin," imbuhnya.
Komisioner Komnas HAM yang akrab disapa Ancah ini, juga menambahkan, bahwa paritisipasi warga Kampung Batuah menjadi bagian penting dari kehidupan Kota Banjarmasin.
Menurutnya, bahwa ada pembangunan itu memang penting, tapi tentu mengedepankan aspek proses dialog yang lebih baik. Harapannya, seperti itu. Artinya, sambungnya, ada cara penyelesaian atas permasalahan yang disampaikan melalui mekanisme yang tersedia. Apakah melalui dialog, musyawarah, melalui penyelesaian hukum.
"Itu pilihan-pilihan yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia," ucapnya.
Dan tentu sekali lagi, kata dia, berdoa itu menjadi sangat penting, karena itu bisa merubah apapun yang sudah ditakdirkan, kalau doa itu dikabulkan.
Lebih lanjut, Ancah, juga memberikan penghargaan kepada pendampingan yang dilakukan oleh Aliansi Warga Kampung Batuah dan LBH Ansor Kalsel. Sebab, kata Ancah, itu adalah cara-cara penyelesaian permasalahan warga masyarakat secara bermartabat.
Komnas HAM sendrii, imbuh Ancah, berusaha semaksimal mungkin untuk dapat melakukan mediasi terkait permasalahan warga dengan Pemko Banjarmasin. Semoga, pada pertemuan mediasi Selasa (05/07/22) besok, menjadi salah satu cara bermusyawarah untuk mencari jalan keluar.
"Besok adalah sebuah upaya yang akan kami tawarkan untuk bermusyawarah mencari titik temu anatara Pemko Banjarmasin dengan warga Kampung Batuah," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ancah juga memaparkan beberapa poin penting yang sebelumnya dibahas bersama Aliansi Warga Kampung Batuah dan LBH Ansor, yaitu berkaitan dengan aspek kesejahteraan warga Kampung Batuah.
Selain itu, juga disinggung mengenai aspek pendidikan, aspek kesehatan dan tak kalah penting mengenai aspek keberagamaan warga Kampung Batuah.
"Gairah keberagamaan warga ini itu harus dijaga dengan sedemikian rupa, karena itu merupakan bagian dari kehidupan kita sebagai warga kota Banjarmasin, sehingga itu menjadi catatan penting bagi kami, bahwa kondisi masyarakat di sini memang hidup, tumbuh dan berkembang sedemikian lama. Jadi ada nilai kesejarahan yang perlu diperhatikan," pungkasnya.
Informasi yang diterima media ini, Komnas HAM besok (Selasa, 05/07/22) akan melaksanakan pertemuan mediasi tertutup antara Pemko Banjarmasin dengan warga Kampung Batuah di Aula Idham Chalid, Kantor Gubernur Kalsel Jl. Trikora Banjarbaru.
Dikabarkan, baik pihak Pemko Banjarmasin maupun warga Kampung Batuah dibatasi hanya boleh diwakili oleh 5 orang untuk mengikuti pertemuan terbatas tersebut.