"Eyang memegang telinga dan mengelus lehernya yang polos. 'Saya nggak pernah pakai perhiasan lagi kalau ke muka umum, termasuk di zoom ini. Kasihan, banyak orang susah.' Terus saya kelabakan mau nanya, tenggorokan saya tercekat menahan haru, apalagi karena suara Eyang Titiek bergetar saat menitipkan cinta...cinta...cinta....sebagai pesan utama," pungkas Santi yang kini sedang menyelesaikan gelar doktor ilmu komunikasinya di Universitas Kebangsaan Malaysia.

Diketahui, Santi bersama aktivis Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) hadir dalam acara peluncuran Program Sekolah Digital Lansia di Pemkab Wonosobo sejak Jum'at (03/06/22).

Acara tersebut sekaligus memperingati Hari Lansia Nasional 2022 sendiri digelar, dengan menghadirkan 250 lansia.

Tokoh lansiaTitiek Puspa hadir, sekaligus meluncurkan Sekolah Lansia pertama di Indonesia yang mengintegrasikan materi Lansia Cakap Digital serta pengukuhan 30 orang lansia didapuk sebagai Duta Literasi Digital Kabupaten Wonosobo. 

Menurut Ketua Presidium Mafindo, Eko Nugroho, sebagai kelompok rentan digital, lansia seringkali menjadi sasaran penipuan digital, terpengaruh hoaks, juga terprovokasi oleh hasutan kebencian.

"Studi menunjukkan bahwa isu tersebut diakibatkan lemahnya literasi digital di kelompok lansia. Kita harus menanamkan kecakapan literasi digital, serta menciptakan support system untuk membantu lansia mengecek hoaks, memanfaatkan aplikasi serta menghindari penipuan digital,” tutur Septiaji Eko Nugroho, Jumat (03/06/22).

Menurutnya, transformasi digital yang sangat deras di Indonesia memiliki tantangan besar untuk merangkul wargalansia yang berjumlah 29,8 juta orang. 

"Hal ini dilakukan supaya mereka tetap produktif dan berdaya dalam era digitalisasi ini," imbuhnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Wonosobo, Arif Nurhidayat, yang menyambut baik dilaksanakannya kegiatan tersebut.