Mengetuk ‘Pintu Langit’, Warga Batuah Harapkan Walikota Ibnu Sina Masih Punya Nurani

Banuaterkini.com - Kamis, 9 Juni 2022 | 01:14 WIB

Post View : 2


Warga Kampung Batuah bukan hanya laki-laki, tapi kaum perempuan juga aktif melaksanakan kegiatan keagamaan sembari berdoa agar Kampung Batuah dimenangkan. 

Reporter: Misbad     Editor: Ghazali R/M/DQ

Surat teguran ketiga sudah dilayangkan. Warga bergeming. Pemko Banjarmasin sudah mengambil ancang-ancang untuk melakukan penggusuran seluruh bangunan yang ada di kawasan Pasar Batuah, terutama yang ada di Rt 11 dan 12, Kelurahan Kuripan, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Kalsel. Warga Kampung Batuah tak berdaya, selain berdoa kepada Allah, mereka hanya berharap Walikota Banjarmasin Ibnu Sina masih memiliki hati nurani dan memikirkan nasib mereka dengan sebaik-baiknya.

Banjarmasin, Banuaterkini.com - Pasca menerima surat teguran ketiga yang dilayangkan Satpol PP Kota Banjarmasin, Rabu kemarin sore (08/06/22), warga Kampung Batuah berkumpul lagi, berdoa lagi, mengetuk pintu langit memohon pada Yang Maha Kuasa. Saling curhat antar warga, sambil membahas nasib mereka dengan ikhtiar yang mereka bisa.

Meskipun kondisi tampak normal pasca teguran ketiga yang dilayangkan Satpol PP Kota Banjarmasin Rabu (08/06/22) kemarin, sebagian besar warga Kampung Batuah pantas masih merasa was-was, kalau tiba-tiba bangunan yang mereka tempati empat puluhan tahun terakhir ini akan rata dengan tanah. Digusur Pemko Banjarmasin atasnama pembangunan.

Ketua Aliansi Warga Kampung Batuah, M. Syahrian Noor, mengaku tak henti-hentinya menjadi tempat "curhat" ratusan warga Kampung Batuah yang prihatin dan khawatir rumahnya akan digusur.

"Kayanya kami sudah tak bisa lagi menangis, airmata warga tampaknya sudah habis selama berbulan-bulan terakhir ini meratapi nasib mereka sekarang yang bakal menjadi korban pembangunan," tutur Syahrian Noor lirih.

Dulu, katanya, cerita tentang penggusuran atasnama pembangunan hanya disaksikan melalui televisi, tak terbayangkan ternyata sepotong kata "penggusuran" itu hari-hari terakhir ini menjadi mimpi buruk di kalangan warga.

Diceritakannya, hampir setiap hari warga terus menerus mempertanyakan kelanjutan proyek revitaltisasi yang bakal berdampak pada hunian miliki warga. Dan, tiap hari pula Syahrian Noor mengaku harus menjelaskan sekaligus meyakinkan warga, bahwa para pejabat di Pemko Banjarmasin, masih mau diajak berkomunikasi menuntaskan masalah tersebut dengan jalan keluar terbaik buat semua.

"Tiap hari saya dan tokoh warga kami menjelaskan pada warga lainnya supaya bersabar dan mengikuti anjuran kuasa hukum dari LBH Ansor Kalsel, agar jangan terpancing emosi dan melakukan hal-hal yang dapat merugikan warga Kampung Batuah sendiri," bebernya.

Menurut dia, sebenarnya warga ada yang sudah hampir putus asa dan ingin melakukan perbuatan melawan hukum, namun pihaknya mengaku berusaha menenangkan warga agar tidak mudah gelap mata.

Masih menurut Syahrian Noor, hingga hari ini Kamis (Kamis, 09/06/22), sudah ada puluhan warga yang jatuh sakit karena stess menghadapi isu penggusuran yang akan dilakukan Walikota Ibnu Sina bersama jajarannya.

"Bahkan ada beberapa orang y, ang meninggal dunia, karena kaget rumahnya akan digusur," akunya kepada Banuaterkini.com, Kamis (09/06/22).


Sementara itu Bahrul, seorang warga lainnya mengaku menyayangkan kebijakan yang dibuat Pemko Banjarmasin. Dia, mengaku tak habis pikir, mengapa Pemko Banjarmasin yang terdiri dari orang-orang hebat dan pintar itu bisa dengan mudah membuat kebijakan yang akan menyengsarakan rakyatnya sendiri.

"Saya tak habis pikir, orang Pemko Banjarmasin ini kan pintar-pintar dan hebat-hebat, tapi mengapa mereka seolah tak menganggap warga Kampung Batuah ada," tukasnya dengan nada getir.

Seharusnya, Imbuh Bahrul, sebagai pemimpin semestinya pihak Pemko Banjarmasin memperhitungkan kondisi warga di tempat itu. Banyak orang tua dan anak-anak kecil, belum yang masih sekolah. Bagaimana nasib mereka nantinya kalau dipaksa pindah.

"Orang tua saya, di tempat ini sudah tinggal lebih dari 40 tahun. Keduanya, bisa jadi saksi bagaimana Kampung Batuah ini bisa seperti sekarang," ujarnya lagi.

Bisa ditanyakan, katanya, kepada warga lainnya yang tinggal di sini lebih lama dari ayah ibunya. Semua punya cerita yang sama, bahwa lahan/tanah dan bangunan yang mereka tempati sekarang diperoleh dengan cara yang halal dan tidak bertentangan dengan perundangan yang berlaku.

Bahrul, yang kini berusia 57 tahun, menceritakan bagaimana masa kecilnya di lokasi itu hingga sekarang, tak pernah sedikitpun dirinya dan lebih dari 500 warga kampung batuah yang berpuluh-puluh tahun tinggal di situ membayangkan akan dipaksa meninggalkan bangunan dan tanah yang mereka beli dari cucuran keringat dan kerja keras yang tidak mudah.

"Saya beberapa kali melihat orang tua saya sesenggukan menangis, mengingat apa yang mereka miliki sejak puluhan tahun yang lalu akan ludes tak bersisa. Dan yang membuat mereka sangat sedih adalah tidak adanya penggantian yang sepadan dari Pemko Banjarmasin," ucapnya berkaca-kaca.

Banuaterkini.com yang berkeliling di lokasi Kampung Batuah sejak ramai diberitakan, merasakan aura kesedihan yang luar biasa di roman warga Kampung Batuah. Meskipun tetap beraktifitas seperti biasa, karena tuntutan hidup, sebagai wong cilik mereka tak punya daya apa-apa melawan kekuasaan yang dipertontonkan Pemko Banjarmasin yang merasa punya kuasa atas hajat hidup mati warga Kampung Batuah, dengan dalih pembangunan.

Sejatinya, pembangunan, jika semua orang memahami filosofi kata itu. Pembangunan bukanlah sebuah kata yang tak berbunyi, seuntai kata yang tak bermakna. Pembangunan, semestinya sebuah kata kerja yang tidak semata-mata berhubungan dengan benda mati, tetapi sebuah kata yang memiliki hati nurani. Sebab, ada warga, orang, manusia, yang harus dimanusiakan. Dianggap ada, dan diajak bicara, jika pembangunan itu memang dimaksudkan untuk mereka dan rakyat lainnya.

Kepada Walikota Ibnu Sina, warga Kampung Batuah, masih berharap membatalkan proyek revitalisasi itu, atau setidaknya menunda, sambil mencari jalan keluar terbaik yang menguntungkan semua pihak, termasuk warga.

Warga Kampung Batuah, juga mengharapkan Walikota Ibnu Sina mendengarkan pesan dari tokoh masyarakat, ulama dan para habib yang meminta mengevaluasi lagi rencana revitalisasi tersebut. 

"Kami tak punya daya, selain selalu berdoa kepada Allah mengetuk pintu langit, meminta agar Allah mengirimkan bala tentara para malaikat-Nya, dan melembutkan hati pak Walikota Banjarmasin, agar warga Batuah dikuatkan iman dan diberikan jalan keluar terbaik yang membahagiakan," pungkas Bahrul menutup percakapan.  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev