Pendamping Kafilah Jatim Nikmati Kuliner Khas Banjar di Sela MTQ Hifzil Qur’an

Banuaterkini.com - Jumat, 14 Oktober 2022 | 21:53 WIB

Post View : 89

Salah seorang pendamping Kafilah Jawa Timur dalam ajang MTQ Nasional ke-29 di Kalimantan Selatan, menyempatkan diri menikmatki Soto Banjar kuliner khas daerah ini, Jum'at (14/10/2022). (BANUATERKINI/Misbad).

Laporan: Misbad  l Editor: DR MDQ

Momen Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTW) Nasional ke-29 di Kalimantan Selatan (Kalsel), bukan hanya sekedar peristiwa kagamaan, kehadiran Kafilah peserta MTQ dari berbagai Provinsi di Indonesia juga menciptakan peluang tumbuhnya ekonomi kerakyatan, terutama kuliner dan jajanan khas Kalimantan Selatan.

Banjarmasin, Banuaterkini.com -  Momentum itulah yang dirasakan pengelola Depot "Aisyah" saat "menjamu" Kafilah Jawa Timur saat mereka jeda mengikuti MTQ cabang Hifzil Qur'an di Masjid Jami Sungai Jingah, Banjarmasin.

Di saat jeda istirahat menjelang shalat Ashar itu, beberapa orang pendamping Kafilah Jatim tergoda untuk menikmati kuliner khas Banjar yang disediakan Depot Aisyah, yang letaknya tak jauh dari Masjid Jami, lokasi berlangsungnya MTQ Hifzil Quran.

Selain menyediakan makanan khas Banjar seperti nasi sop, nasi rawon, Depot Aisyah juga menyajikan menu lainnya seperti soto babat, bakso dan mie ayam.

Acil Aisyah sang pemilik Depok Aisyah merasa sangat senang dengan adanya MTQN di halaman Mesjid Jami ini, sebab dirinya mengaku jualannya menjadi lebih ramai dari hari-hari biasa.

"Alhamdulillah, warung kami lebih rame dibanding hari biasa,"ujarnya singkat.

Pantauan Banuaterkini.com, Jum'at (14/10/2022) tampak pendamping Kafilah Jatim cukup menikmati sajian makanan khas Banjar yang tersedia.  

H Supriyadi dan rekan pendamping Kafilah Jatim mendokumentasikan kunjungannya ke Masjid Agung Al Karomah, Martapura.

Salah seorang pendamping Kafilah Jatim, H Supriyadi, mengaku merasa senang bisa datang di Bumi Lambung Mangkurat untuk mengikuti MTQN ke-29 ini. Sebab, hampir dalam waktu yang bersamaan dirinya juga bisa menikmati makanan khas Banjar, salah satunya Sop Banjar yang tersedia di Depot Aisyah.

"Alhamdulillah ini kali kedua saya ke Banjarmasin, dan hari ini saya bisa menikmati nasi sop Banjar yang khas dan sangat enak," ujarnya Supriyadi puas.

Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Jatim ini juga mengakui, meskipun sehari-hari terbiasa makan nasi dari beras Jawa, namun dirinya mengaku masih bisa menyesuaikan diri dengan makan nasi Banjar. 

Lebih lanjut, Supriyadi juga menuturkan, tak hanya makanan khas Banjar yang mengagumkan selama MTQN ke-29 ini, tetapi berbagai fasilitas keagamaan yang ada di Kalsel terutama di Martapura dan Banjarmasin cukup mengagumkan.

Diakuinya, sewaktu di Martapura usai mengikuti Pawai Ta'aruf dirinya beserta beberapa orang rekannya dari Jatim juga menyempatkan diri shalat berjamaah di Masjid Agung Al Karomah, Martapura.

Supriyadi juga tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya, karena bisa shalat persis di antara empat buah tiang utama yang sangat besar dan memiliki sejarah menakjubkan itu.

Konon, kutip dia, empat buah tiang utama yang besar-besar itu hanya ditancapkan oleh seorang ulama yang bernama Tuan Guru Muhammad Afif yang dikenal dengan sebutan Datu Landak.

Peserta Hifzil Quran wakil Kafilan Jatim di venue MTQ Cabang Hifzil Quran di Masjid Jami Sungai Jingah, Banjarmasin.

Tak hanya itu, dia bersama Kafilah Jatim lainnya, juga menyempatkan diri berziarah ke makam Abah Guru Sekumpul, seorang ulama terkemuka yang dikenal hingga ke berbagai negara di Asia dan Afrika.

"Kami benar-benar merasa bersyukur dapat shalat di Masjid Agung Al Karomah, apalagi kami bisa langsung berziarah ke makam Guru Sekumpul yang masyhur. Bahkan, hari ini, kami juga menyempatkan berziarah ke makam Guru H. Zuhdiannor, salah seorang murid Guru Sekumpul, karena tempat makamnya tidak jauh dari tempat penyelenggaraan MTQ Hifzil Quran," terangnya.

Ditanya mengeai target Kafilah Jatim dalam perhelatan akbar MTQN ke-29 di Kalsel ini, Supriyadi mengaku harapannya tidaklah muluk-muluk, minimal Kafilah Jatim bisa meraih tiga besar. Tapi, imbuhnya, yang terpenting bukan juara berapa tetapi niat untuk ikut menyemarakkan syiar Islam dan terjalinnya silaturrahmi, itu yang penting.

"Saya berharap Kafilah Jatim masuk tiga besar. Namun yang terlebih penting lagi kita bisa mengagungkan Al Quran dan menyemarakkan syiar Islam melalui MTQN ini, serta kita bisa menjalin dan mempererat tali silaturrahmi," pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev