Sedangkan jalan tol, ujarnya, merupakan jalan bebas hambatan, tidak memiliki banyak belokan, cenderung lurus, dan biasanya komersial atau tidak gratis.
Terlepas dari sebutan "jalan tol" yang diberikan warga, jalan ini kini menjadi daya tarik wisata baru di Amuntai, terutama karena keindahan sunsetnya.
Setiap sore, banyak pengendara dan warga sekitar yang berhenti sejenak untuk menikmati matahari terbenam di ufuk barat. Langit yang berubah warna dari biru ke jingga, kemudian merah, menciptakan pemandangan yang menakjubkan dan romantis.
"Sunset di 'jalan tol' Amuntai benar-benar menakjubkan. Saya dan keluarga sering berhenti sejenak hanya untuk menikmati pemandangan ini," ujar Agus, seorang pengendara yang rutin melintasi jalan tersebut.
Selain itu, ”tol” Amuntai juga menawarkan berbagai pemandangan yang unik, yaitu ”fasilitas” yang memanjakan lidah.
Di sepanjang jalan ini, banyak ditemukan para penjual dadakan yang menjajakan makanan beraneka bentuk dan rasa. Sayangnya, karena ini merupakan jalan raya milik Pemerintah, semestinya ada petugas yang melakukan penataan dan pengaturan.
Untuk mengakomodir tingginya animo masyarakat yang berhenti untuk sekedar menikmati suasana di kawasan tersebut, pemerintah setempat tampaknya perlu menyediakan semacam ”Rest area” yang dilengkapi dengan fasiltias tempat istirahat yang nyaman, fasilitas toilet yang bersih, termasuk sarana untuk ibadah, sehingga menjadikan perjalanan di jalan ini semakin menyenangkan.
Pihak Dinas Pariwisata setempat juga perlu merencanakan dan membuat semacam spot-spot foto dan area parkir khusus bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan matahari terbenam dengan lebih leluasa.
"Kalau bisa jalan ini tidak hanya sebagai jalur transportasi, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang menarik," harap seorang warga.
Dijelaskannya, setiap sore, selepas Ashar, 'tol' ini dipadati warga dari Kota Amuntai dan sekitarnya berbagai usia.