Menurut Surya, banjir rob ini sudah biasa dialami oleh warga desa Aluh-aluh Besar.
"Biasanya banjir rob ini melanda Desa Aluh-aluh Besar ini setiap 15 hari sekali. Jadi pedagang Pasar Jum'at dan warga sudah mengantisipasinya dengan membuat apar-apar atau membikin meja yang agak tinggi untuk mengamankan barang-barangnya," terang Surya.
Dikajelaskannya, biasanya siklus banjir di daerahnya akan surut dalam waktu satu minggu.
"Seminggu biasanya pasang (banjir rob) naik sampai ke pemukiman warga. Puncaknya 3 hari atau 4 hari," imbuhnya.
Dia menambahkan, datangnya banjir rob kali ini bertepatan dengan hari pasar desa "Pasar Jum'at", sehingga membuat suasana pasar menjadi riuh. Pedagang maupun calon pembeli masing-masing sibuk menyelamatkan barang-barang atau kendaraan miliknya agar tak tergenang banjir.
"Banjir rob datang tiba-tiba disaat para pedagang mulai menggelar dagangannya, sehingga membuat mereka kalang kabut menyelamatkan barang dagangannya," tandasnya.
Nurhasanah, seorang pedagang setempat mengaku cukup kaget dengan datangnya banjir rob yang mendadak pagi tadi.
"Ulun takajut banar banyu datang bakajutan. Untung sawat manaikkan barang-barang ka atas mija, jadi kada sawat tacalap (Saya sangat terkejut air datang tiba-tiba. Untung sempat menaikkan barang dagangan ke atas meja, jadi tidak sempat terendam air)," ujarnya dalam bahasa banjar.
Meskipun barangnya sempat diselamatkan, dia mengaku belum sempat menjual barang dagangannya, karena sebelum pembeli berbelanja banjir rob sudah terlebih dahulu menggenang.