Warga Kampung Batuah berkumpul bersama sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat, didamping LBH Ansor Kalsel, aktivis dari Parlemen Jalanan dan DEMA UIN Antasari Banjarmasin.
Reporter: Misbad l Editor: M/DQ Elbanjary
Jelang tengah malam, Jum'at (17/06/22), warga Kampung Batuah masih berkumpul melakukan konsolidasi dengan tokoh agama dan masyarakat di kawasan itu. Sejumlah aktivis dari Parlemen jalanan, mahasiswa dan LBH Ansor pun tampak berada di lokasi.
Banjarmasin, Banuaterkini.com - Warga Kampung Batuah hingga tengah malam benar-benar berada dalam situasi yang menuntut kewaspadaan dan kesabaran tinggi. Tak ingin ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi tegang jelang penggusuran yang besok rencananya akan dilaksanakan Pemko Banjarmasin, hingga pukul 00.00 wita malam ini, warga saling berbagi tugas menjaga lingkungan wilayah tersebut, sebagian lagi mengikuti pengarahan dan mengikuti perkembangan terbaru mengenai rencana pembongkaran.
Tampak di lokasi Kampung Batuah, warga bersama LBH Ansor dan sejumlah aktivis dari Parlemen Jalanan dan DEMA UIN Antasari Banjarmasin membaur membahas dan mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi besok (Sabtu, 18/06/22) bila benar-benar penertiban dilaksanakan.
"Kami bersama warga dan berbagai kelompok aktivis termasuk Parlemen Jalanan dan DEMA UIN Antasari Banjarmasin sedang membahas berbagai skenario besok jika pembongkaran benar-benar tetap dilaksanakan," ujar Sekretaris LBH Ansor Kalsel, Yusuf Ramadhan, kepada Banuaterkini.com, Jum'at (17/06/22) tengah malam.
Diketahui, sejak pagi tadi beredar surat perintah (Sprin) pengamanan yang ditandatangani Kapolresta Banjarmasin, Kombes Sabana Atmojo. Sprin tersebut memerintahkan kepada semua personel yang sudah ditugaskan untuk mempersiapkan segala skenario menjelang penertiban Pasar Batuah Sabtu (18/06/22) pagi.
Malam ini, bahkan beredar pula di berbagai grup-grup whatsApp dan sejumlah media sosial, lembaran skenario pengamanan yang dilakukan oleh Kepolisian Resort Kota Banjarmasin dalam rangka penertiban yang dilaksanakan oleh Pemko Banjarmasin.
Pantauan media ini, tampak di lokasi Kampung Batuah aktivis senior dari Parlemen Jalanan, Badural Ain Sanusi al Afif. Ada juga Presiden DEMA UIN Antasari Banjarmasin, Yogi Ilmawan, bersama sejumlah aktivis dan warga.
Menurut Badrul Ain Sanusi, pihaknya menyanyangkan sikap Pemko Banjarmasin yang terlihat sangat ambisius dengan proyek revitalisasi tersebut. Hal itu dapat dilihat dari kengototan Pemko Banjarmasin yang tampak seolah kejar target melaksanakan proyek tervitalisasi pasar di kawasan Kampung Batuah.
"Padahal, sudah ada proses gugatan hukum di PTUN dan PN Banjarmasin. Bahkan, sudah ada surat resmi dari DPRD yang meminta Pemko Banjarmasin menunda eksekusi terhadap bangunan di kawasan Kampung Batuah. Benar-benar sewenang-wenang," tegas Badrul Ain geram.
Yogi yang sejak kemarin malam sudah beberapa kali bolak balik ke Kampung Batuah, mengaku prihatin dengan kondisi mental warga yang sedang galau dan tertekan dengan beredarnya berbagai surat yang dilayangkan oleh Pemko Banjarmasin termasuk yang hari ini Surat Perintah dari Kapolresta Banjarmasin.
"Tak bisakah, Pemko Banjarmasin dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) memikirkan ulang beban mental dan traumatik warga Kampung Batuah yang akan digusur," ungkapnya.
Memindahkan warga, imbuh Yogi, bukan seperti memindahkan barang, ini kan manusia jumlahnya lebih dari 500 jiwa pula. Apa Pemerintah tak memikirkan mengenai aspek kejiwaan mereka, beban mental mereka, ujarnya.
"Bertahan hidup saja selama masa pandemi covid-19 ini sudah teramat sulit bagi warga, apa Pemerintah cukup dab tak punya nurani, tega melihat warga yang sudah susah ini dibuat semakin susah," sambungnya.
Sementara itu, Ketua Aliansi warga Kampung Batuah, M Syahrian Noor, tampak berkali-kali menerima telepon dan memandangi layar HP-nya. Kepada Banuaterkini.com, Syahrian Noor menuturkan banyak menerima "curhatan" warga terkait besok akan ada penggusuran.
Diungkapkan Syahrian Noor, warga sebenarnya sudah sangat lelah, baik secara fisik apalagi secara mental. Sebab, berbulan-bulan diterpa isu penggusuran dan belum jelas bagaimana nasib mereka jika penggusuran itu benar-benar terjadi.
Sebenarnya, warga hampir menyerah, tapi dukungan sejumlah aktivis termasuk media yang terus memberikan suntikan semangat kepada warga, kelelahan itu seolah tidak dirasakan. Semoga, ujarnya, upaya terakhir warga menggunakan haknya melalui gugatan hukum mendapatkan keadilan yang sebenar-benarnya, bukan keadilan versi penguasa saja.
"Kami sudah bingung kemana lagi mengadu, semua ikhtiar sudah kami coba lakukan. Malam ini bersama-sama dengan LBH Ansor dan sejumlah aktivis yang memberikan dukungan tetap berharap, besok ada mukjizat. Pemko Banjarmasin mengurungkan rencana penggusuran dan menunggu putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap," pungkasnya.