Selain itu, di majelis taklimnya, Guru Mahyuni juga mengajarkan ilmu tasawuf dengan menggunakan referensi Kitab Sairus Saalikin (Jalan Para Pencari Tuhan) karya Syekh Abdus Shamad Al Palimbany dan dan Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al Ghazali yang fenomenal itu.
Kitab-kitab yang beliau ajarkan tersebut merupakan adalah kitab-kitab keagamaan yang banyak dijadikan sebagai referensi wajib pesantren-pesantren beraliaran Ahlhussunnah Waljmaah di Indonesia, termasuk di Kalimantan Selatan.
Menurut penuturan warga Kampung Batuah, yang menjadi jamaah majelis ilmu di tempat Guru Mahyuni, dia adalah tuan guru yang sangat santun, penyayang, pemurah, suka menyantuni dan bijaksana.
"Beliau juga sangat dekat dengan para habaib dan ulama lainnya," ujar Hairul, salah seorang jamaah pengajian di majelis Guru Mahyuni.
Tuan Guru H Mahyuni Nafiah bersama Habib Fathurrahman Bahasyim.
Disebutkannya, salah satu habib sahabat Tuan Guru Mahyuni adalah Habib Fathurrahman bin Idrus bin Hasan bin Hamid bin Abbas bin Abdullah bin Umar Bahasyim atau yang lebih dikenal dengan panggilan Habib Fatur. Habib Fatur adalah salah seorang buyut Habib Kubah Basirih.
"Selain dikenal akrab dengan Habib Fatur, beliau juga merupakan salah satu murid kesayangan Habib Abdurrahman bin Abdul Kadir bin Bil Faqih, Malang. Selain itu banyak lagi guru-guru beliau. Itu menunjukkan bahwa beliau orang yang sangat haus ilmu," pungkasnya.