"Mereka yang tak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan, akan tergilas oleh perubahan itu sendiri." – Charles Darwin
Oleh: M. S. Shiddiq *)
Di era di mana semua bisa diselesaikan dengan satu sentuhan di layar, generasi muda Indonesia, terutama milenial dan Gen Z, menghadapi tantangan besar.
Mereka lahir di dunia yang terhubung secara digital, tapi juga sering kali disebut sebagai generasi yang "serba instan," kurang daya tahan, dan, lebih penting, kurang kompeten menghadapi persaingan global.
Namun, apakah semua ini sepenuhnya benar? Jika ya, apa yang harus dilakukan untuk mengubah narasi ini?
Transformasi digital dan inovasi dalam keberlanjutan mungkin menjadi kunci untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Di Indonesia, Generasi Z dan milenial kini membentuk lebih dari separuh populasi.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 53% angkatan kerja Indonesia berasal dari generasi ini.
Namun, laporan World Economic Forum (WEF) 2023 menunjukkan hal yang mengkhawatirkan: kemampuan tenaga kerja Indonesia menempati peringkat 45 dari 64 negara.