Laporan; Ahmad Kusairi l Editor: DR MDQ
DPRD Kota Banjarmasin memastikan akan terus memantau perkembangan pembangunan kawasan wisata mandiri (KWM) di Kampung Ketupat Sungai Baru, pasca robohnya salah satu ikon bangunan di tepian Sungai Martapura tersebut. Apalagi, banyak tudingan miring terkait perencanaan pembangunannya yang dinilai tidak memiliki analisis dampak lingkungan.
Banjarmasin, Banuaterkini.com - Menurut Anggota DPRD Kota Banjarmasin, Afrizaldi, meskipun anggaran yang digunakan tidak berasal dari APBD Kota Banjarmasin, bukan berarti Pemerintah Kota Banjarmasin bisa jalan sendiri dan tidak membahas semua kebijakan yang dibuatnya dengan wakil rakyat di DPRD Kota Banjaramsin.
"Meskipun kami tahu bahwa dana yang digunakan untuk pembangunan kawasan wisata di Kampung Ketupat Sungai Baru bukan berasal dari APBD, bukan berarti Pemko Banjarmasin bisa seenaknya jalan sendiri tanpa pembahasan dengan dewan, berkaitan dengan kebijakan pembangunan di Kota Seribu Sungai ini," kata Anggota Fraksi PAN DPRD Kota Banjarmasin, Afrizaldi, kepada Banuaterkini.com, Jum'at (25/11/2022).
Afrizaldi, bereaksi menanggapi munculnya berbagai isu miring terkait kelayakan dan dampak lingkungan pembangunan KWM Siring Sungai Baru. Yang terbaru, adalah robohnya salah satu ikon Ketupat di Kawasan Siring Sungai Baru
Seperti diberitakan sebelumnya, banyak kalangan mempertanyakan kelayakan pembangunan KWM Siring Sungai Baru yang terkesan tanpa perencanaan matang dan mengabaikan aspirasi warga.
Warga Sungai Baru, sebagaian besar keberatan dengan pembangunan tembok bambu yang mengeliling KWM tersebut.
"Kami sudah pernah pertanyakan mengapa KWM Sungai Baru yang ada ikon Ketupatnya itu dibangun dengan pagar bambu yang tinggi, tapi dijawab oleh pengelola saat itu dengan mempersilakan warga mempertanyakan hal tersebut kepada Pemko Banjarmasin," ujar Sabriansyah, warganya yang persis berada di depan KWM Sungai Baru.
Masih menurut Sabri, biasa dirinya disapa, selain soal KWM yang dipagar bambu yang menurut warga tidak sesuai dengan informasi awal yang diterima warga bahwa kawasan wisata yang akan dibangun adalah memaksimalkan ruang terbuka hijau.