Oknum Sopir Taksi Hulu Sungai “Bajak” Penupang, Minta Bayaran Tak Wajar

Banuaterkini.com - Rabu, 28 Desember 2022 | 11:16 WIB

Post View : 717

Taksi Hulu Sungai jelis L300 DA 1444 FB yang dikeluhkan penumpang karena meminta ongkos di atas tarif yang sudah ditentukan. Foto: Banuaterkini/Misbad.

Laporan: Misbad l Editor: DR MDQ Elbanjary

Seorang oknum sopir L300 DA 1444 FB yang dikenal dengan sebutan taksi Hulu Sungai membuat kesal penumpang angkutan lawas tersebut. Pasalnya, oknum yang diduga merupakan sopir tembak itu meminta bayaran lebih dari tarif yang biasanya dengan cara paksa.

Banjarmasin, Banuaterkini.com - Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun jurnalis Banuaterkini.com, Selasa (27/12/2022) petang itu, dugaan permintaan tarif di luar kewajaran dengan unsur pemaksaaan tersebut dialami 5 orang penumpang, saat transportasi yang pada zamanya cukup ramai penumpang itu, tiba di Terminal Induk Kilometer 6 Banjarmasin.

Saat tiba di Terminal Pal 6, terjadi adu mulut antara sopir dengan sejumlah penumpang. Lantaran oknum sopir tersebut dengan nada setengah berteriak meminta bayaran sebesar Rp.90 ribu per penumpang.

Kontan saja permintaan tersebut ditolak para penumpang. Lantaran ongkos sebesar itu bukanlah tarif yang biasanya mereka bayarkan. Sempat terjadi perdebatan, beruntung tidak sempat terjadi keributan.  

Salah seorang penumpang yang mengaku naik taksi dari Barabai, Hulu Sungai Tengah, Hendro kepada jurnalis Banuaterkini.com, mengaku sangat keberatan dengan tarif sebesar itu, karena biasanya ongkosnya di bawah itu, kata dia.

"Biasa biaya taksi dari Barabai cuma Rp80," kata Hendro yang diiyakan rekan sesama penumpang lainnya yang juga memprotes besaran tarif yang ditetapkan sopir tersebut.

"Ini sudah aturan," ujar sang supir yang belum diketahui identitasnya itu.

Cuma, kata Hendro, mengingat dirinya dan rekan kerjanya ada urusan yang jauh lebih penting, dengan kesal terpaksa membayar ongkos yang diminta sopir.

M Rayis seorang karyawan bersama istri dan anaknya saat berdebat dengan sopir yang meminta ongkos di atas ketentuan. Foto: Banuaterkini/Misbad.

Nasib serupa dialami penumpang lainnya. M Rayis yang menumpang taksi dengan nomor polisi DA 1444 FB dari Rantau, Kabupaten Tapin, bersama istri dan anaknya, mengaku sempat berdebat sengit dengan sopir itu. Lantaran dirinya diminta membayar Rp70 ribu per orang, lebih tinggi Rp20 ribu dari tarif yang biasanya dia bayarkan. 

"Kami baru kemarin Banjarmasin ke Rantau biayanya cuma Rp50," ujar Rayis sambil menyerahkan uang Rp 150 ribu untuk 3 orang.

Namun si supir tetap ngotot ingin dibayar Rp210 ribu, karena tarif yang ia patok adalah Rp70 ribu, sambil seolah memanggil rekannya sesama sopir di lokasi tersebut meminta dukungan.

"Ulun kada rela mun pian kada manambahi, rugi ulun, ulun mutur urang jua, pian jangan mambunguli ulun ( aya tidak rela kalau Bapak tidak menambahi biaya, saya rugi, mobil ini juga sewaaan, jangan membodohi saya)," ucap sopir sambil marah-marah.

Tetapi Rayis tetap tidak mau membayar ongkos yang diminta supir. Sebab, kata Rayis, itu jelas pembajakan karena tarif yang sebenarnya tidak sebesar itu.  

"Saya tidak akan menambah biaya. Ini pembajakan. Kalau dia mau minta uang secara baik-baik maka akan saya beri, tapi ini pembajakan," ujar Rayis yang bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan minyak di Stagen Kotabaru.

Sejak awal, imbuh Rayis, dirinya sudah melihat gelagat yang tidak baik sejak melihat sopir sempat bertengkar dengan penumpang lain yang turun di depan Masjid Al Karomah Martapura.

Dia juga melihat sang sopir bertengkar masalah tarif dengan penumpang yang turun di wilayah Landasan Ulin, Banjarbaru.

"Melihat situasi yang menjengkelkan itu, jadi sejak awal saya sediakan uang pas agar tidak dibajak," terang Rayis kepada jurnalis media ini yang kebetulan melakukan liputan di wilayah itu. 

Oknum sopir L300 Taksi Hulu Sungai yang diduga bertindak arogan dan meminta ongkos di atas tarif yang ditentukan. Foto: Banuaterkini/Misbad.

Rayis juga sempat menghimbau agar kejadian permintaan tarif di luar tarif resmi tersebut tidak terulang lagi, ia meminta agar pihak yang berwenang melkaukan tindakan kepada sopir yang arogan dan menentukan tarif sewenang-wenang itu. 

"Kasian penumpang diminta biaya semaunya sopir. Bayangkan kalau misalnya ada penumpang yang uangnya pas-pasan. Kalau tidak cukup bagaimana, kan kasian," ujarnya.

Sementara itu, seorang petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kalsel, bernama Aries, yang kebetulan ada di sekitar lokasi kejadian, mengaku juga mengamati dari kejauhan peristiwa tersebut.

Tetapi, Aries yang kebetulan tidak berpakaian dinas harian, tetapi diketahui dari tanda pengenal yang ia tunjukkan, menyatakan akan memberikan pengertian kepada para sopir, termasuk sopir yang dikeluhkan penumpang tersebut.

"Memang biayanya tidak seperti yang disebutkan si sopir itu. Tapi, sejak awal saya mengamati dari jauh kejadian tadi. Nanti kami usahakan memberi pengertian kepada para supir taksi L300 agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari," pungkasnya.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev