Amburadul, YLKI Keluhkan Standar Layanan Maskapai Wings Air

Banuaterkini.com - Rabu, 5 Oktober 2022 | 07:28 WIB

Post View : 152

Dr Fauzan Ramon SH MH, Anggota BPSK Kota Banjarmasin periode 2018-2023.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mempertanyakan Standard Operating Procedure (SOP) layanan penumpang maskapai Wings Air, terutama terkait mekanisme membawa bagasi ke dalam cabin pesawat, yang dinilai tidak jelas dan cenderung amburadul.

Banjarmasin, Banuaterkini.com - Keluhan disampaikan langsung oleh Ketua YLKI Kalimantan Selatan, Dr Fauzan Ramon SH MH, kepada maskapai Wings Air jurusan Banjarmasin - Kotabaru.

"Saya kecewa dengan layanan penumpang Wings Air, yang terkesan seenaknya memperlakukan penumpang terutama berkaitan dengan barang bawaan ke dalam kabin pesawat," ungkap Fauzan Ramon kepada Banuaterkini.com, Selasa (4/10/2022). 

Menurut pengakuan Fauzan Ramon, pada Senin (3/10/2022) dirinya bersama tim pengacara dari Banjarmasin hendak terbang bertolak dari Banjarmasin menuju Kotabaru menggunakan maskapai Wings Air nomor penerbangan IW-1392 mendapat pelayanan yang kurang mengenakkan saat hendak boarding.

"Ketika itu saya hendak bording dengan menenteng koper kecil, isinya juga gak sampai 5 kilogram, saat melewati pramugari koper saya diminta oleh sang pramugari dengan alasan kabin sudah penuh. Dia pun meminta koper saya dan dia bilang nanti kopernya bisa diambil dengan dirinya saat hendak meninggalkan pesawat. Mengingat waktu boarding dan antrian penumpang yang hendak naik pesawat, saya iyakan saja sarannya. Koper saya pun diambil," tutur Fauzan Ramon kepada Banuaterkini.com mengingat momen dia hendak terbang menuju Kotabaru, Rabu (3/10/2022) pagi.

Maskapai Wings Air yang ditumpangi Ketua YLKI Kalsel Fauzan Ramon nomor penerbangan IW-1392, Senin (3/10/2022).

Tak lama berselang, tutur dia, pramugari itu malah menyerahkan bukti pengambilan bagasi. Ia pun mengaku heran, kenapa barang bawaannya harus masuk bagasi padahal ruang kabin pesawat yang ia lihat masih kosong dan banyak penumpang lain juga yang menenteng koper dengan ukuran lebih besar dari dirinya.

"Karena tak mau membuat suasana gaduh, saya pun berusaha menahan emosi dan mencoba memahahi situasinya," aku Fauzan.

Sayangnya, jelas Fauzan, dan ini yang membuat kekesalannya memuncak ketika pesawat sudah landing di Bandara Syamsir Alam Kotabaru, dirinya terpaksa harus menunggu bagasi lebih kurang 30 menit. Itu waktu yang cukup lama, imbuhnya, bagi dirinya dan tim yang sengaja menggunakan pesawat untuk menghemat waktu dan tenaga agar bisa menghadiri sidang salah satu kliennya di Kotabaru.

"Saya sempat kesal menunggu bagasi, ketika penumpang lain sudah keluar dari pintu kedatangan, sementara saya menunggu bagasi hanya lantaran koper yang seharusnya saya simpan di kabin pesawat tanpa konfirmasi diletakkan di bagasi," ujar Fauzan dengan nada kesal.

Halaman:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev