Syekh Abdulah juga salah seorang tokoh masyarakat yang menjadi rujukan. Rumahnya tidak pernah sepi dari tamu yang datang untuk bermusyawarah baik kalangan ulama maupun masyarakat.
Tidak hanya menuntut ilmu agama, Syekh Abdullah juga tidak lupa untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan berdagang dan bercocok tanam.
Dia memiliki tiga orang istri yang masing-masing mendapat keturunan 4 dari istri pertama, 5 dari istri kedua dan 7 dari istri ketiga. Syekh Abdullah wafat pada tahun 1920 M atau 1339 H.
Sementara itu, KH Hasanuddin dalam tausiahnya menyoroti tentang adanya perempuan yang ikut serta ke pemakaman ketika hendak mengubur orang yang meninggal dunia. Padahal hal tersebut dilarang oleh ajaran agama.
“Meskipun suaminya yang meninggal tidak boleh, haram hukumnya perempuan ke kubur umpat (red: ikut) mengubur,” ujar Guru Hasanuddin yang juga mengajak jemaah untuk mengamalkan ilmu yang didapat dengan sebaik baiknya.
Kegiatan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Wabup Banjar Habib Idrus Al Habsyi. (Media Center Banjar)
Laporan: Syauqi Azmi
Editor: Ghazali Rahman