RANS303 INDOSEVEN RANS303

Peneliti Uniska Paparkan Solusi Peningkatan IPM di Tanah Bumbu

Redaksi - Rabu, 6 November 2024 | 12:34 WIB

Post View : 42

Peneliti FISIP Uniska MAB, Junaidy, menyampaikan hasil kajian partisipasi pendidikan untuk meningkatkan pendidikan di Kab. Tanah Bumbu. (BANUATERKINI/Sayri)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Tanah Bumbu hari ini Rabu (06/11/2024) menggelar diskusi penting untuk mencari solusi strategis meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui partisipasi pendidikan.

Banuaterkini.com, BATULICIN - Acara yang berlangsung di Ruang Rapat Bappedalitbang ini menghadirkan peneliti ahli dari FISIP Uniska MAB Banjarmasin yaitu Junaidy dan Muhammad Agus Humaidi, serta peneliti senior CIDEs Institute, MS Shiddiq .

Junaidy memaparkan hasil kajian mengenai pengaruh belanja pemerintah pada percepatan partisipasi pendidikan di Tanah Bumbu.

Menurut Junaidy, belanja bantuan sosial dan hibah di Kabupaten Tanah Bumbu memang berdampak pada peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM), tetapi penggunaannya perlu ditingkatkan efektivasnya.

“Terbukti, peningkatan belanja sosial belum tentu mengangkat IPM secara signifikan, yang menunjukkan perlunya optimalisasi agar benar-benar berdampak pada kualitas hidup masyarakat,” ungkap Junaidy.

Diketakui, peneliti FISIP Uniska MAB dan Bappedalitbang Kabupaten Tanah Bumbu menjalin kerjasama melakukan kajian tentang partisipasi pendidikan sebagai instrumen untuk meningkatkan IPM. 

Peneliti FISIP Uniska, M Agus Humaidi, menyerahkan berkas hasil kajian tentang IPM kepada Kabid Litbang Bappedalitbang Tanah Bumbu, Dyah Hartati Dewi. (BANUATERKINI/Sayri)

Peneliti lainnya, Muhammad Agus Humaidi menyoroti kendala geografis dan ekonomi yang masih menjadi hambatan utama dalam peningkatan partisipasi pendidikan.

“Pendidikan, kesehatan, dan ekonomi harus saling menopang untuk membentuk IPM berkualitas. Pemerintah perlu proaktif dalam menyediakan akses pendidikan ke daerah-daerah terpencil, mengembangkan pelatihan untuk tenaga pendidik, serta mendukung infrastruktur yang memadai,” jelas Agus Humaidi.

Sementara itu, peneliti senior MS Shiddiq turut menambahkan bahwa pernikahan dini dan angka putus sekolah yang tinggi menjadi tantangan besar dalam meningkatkan IPM.

Halaman:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev