"Pembuatan lamang ini dilakukan setiap hari, dari sore sudah mulai prosesnya. Membersihkan beras ketannya lalu dicampurkan dengan perasan santan dan garam. Kemudian dimasukkan ke dalam bambu," ungkapnya kepada Banuaterkini.com, Senin (15/07/2024).
Proses memasak lamang memakan waktu sekitar empat jam. Bambu yang digunakan untuk memasak harus dibolak-balik agar lamang matang merata dan tidak gosong.
Ini menjadikan lamang memiliki tekstur yang kenyal dengan aroma khas dari bambu dan daun pisang.
Lamang bisa dinikmati dengan berbagai cara, sesuai selera. Beberapa orang menyantapnya dengan telur asin, kari, rabuk ayam, atau sambal kacang.
Keanekaragaman cara penyajian ini menunjukkan fleksibilitas lamang sebagai makanan yang bisa disesuaikan dengan berbagai selera dan kebutuhan.
Di pasar-pasar tradisional Banjar, seperti pasar Martapura, lamang tersedia setiap hari.
Harga sepotong lamang bervariasi tergantung pada ukuran bambu yang digunakan, dengan harga mulai dari Rp 5.000 untuk ukuran sedang.
Keunikan dan kelezatan lamang membuatnya tetap populer dan dicari banyak orang. Di era modern ini, penting untuk melestarikan kuliner tradisional seperti lamang, yang tidak hanya menawarkan rasa tetapi juga cerita dan nilai-nilai budaya yang kaya.
Lamang menjadi salah satu simbol kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Banjar, yang patut dilestarikan untuk generasi mendatang.