Secara teknis, daya rusak gempa dangkal sesungguhnya lebih besar dari gempa dalam karena titik pusat gempa berada dekat dengan permukaan tanah. Akibatnya, energi yang dilepaskan terasa kuat.
Gempa dangkal tersebut berbeda dengan gempa dalam yang relatif lebih lemah. Ini lantaran gelombang seismik gempa dalam harus merambat ratusan kilometer menuju permukaan bumi. Alhasil, daya rusaknya telah melemah begitu tiba di atas tanah.
Menurut United States Geological Survey, sebagian besar gempa memiliki kedalaman dangkal. Sebaran data gempa di Indonesia juga menunjukkan hal serupa, dengan 77,29% gempa merupakan gempa dangkal.
Laporan: Ahmad Kusairi
Editor: Ghazali Rahman