"Penyebabnya itu variatif. Karena kan kita lihat datanya dari 2019 ke 2023. Jadi penyebab pertama adalah Covid," ucapnya.
"Jangan lupa loh Covid itu terjadi 2 tahun dan yang terjadi pada waktu itu ada kelas menengah yang kehilangan pekerjaan dan kelas menengah yang bisnisnya berhenti atau bangkrut," ungkap Bambang.
Setelah pandemi mereda, masyarakat kembali menghadapi tantangan ekonomi lain, seperti kenaikan suku bunga yang tinggi. Kenaikan ini, menurut Bambang, juga memberikan tekanan pada perekonomian kelas menengah.
"Jadi saya melihatnya kombinasi yang dimulai dari Covid, kemudian diperpanjang dengan tingkat bunga tinggi, nilai tukar melemah, apa-apa jadi mahal," jelasnya.
Bambang juga menyoroti dampak kenaikan harga beras akibat El Nino yang menambah tekanan pada daya beli kelas menengah. Meskipun inflasi secara umum stabil, kenaikan harga beras ini cukup signifikan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat.
"Kombinasi itulah yang membuat sebagian kelas menengah itu turun ke aspiring middle class," pungkasnya.