Dia katakan, teori konflik lingkungan dan pendekatan sosial-ekologis dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan untuk mendapatkan hasil kajian yang lebih tajam dan memiliki dasar ilmiah yang kuat
Sementara itu, ahli hukum dan mantan komisioner Komnas HAM, Hairansyah, menyoroti pentingnya mempertimbangkan keberlanjutan energi alternatif yang ramah lingkungan di Kalsel.
“Keberlanjutan energi alternatif menjadi solusi penting ketika kita berbicara soal dampak lingkungan. Kita tidak bisa bicara soal energi pengganti yang ramah lingkungan tanpa memberi pandangan tentang keberlanjutan dari energi alternatif tersebut," jelas Hairansyah.
Mantan Direktur Nasional Walhi, Berry Nahdian Furqan, yang juga hadir pada kegiatan tersebut menambahkan bahwa keberlanjutan energi berbasis kearifan lokal harus menjadi salah satu rekomendasi yang dihasilkan oleh Walhi Kalsel.
Menurutnya, Kalsel memiliki potensi besar dalam mengembangkan energi alternatif yang berpijak pada budaya dan sumber daya lokal.
“Kita harus mulai berpikir untuk kembali ke energi yang berbasis kearifan lokal. Kalimantan Selatan memiliki potensi besar untuk itu, dan ini harus menjadi bagian penting dari rekomendasi riset. Energi berbasis lokal tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sini,” ungkap Berry.
Walhi berharap bisa menghasilkan sebuah kajian dengan kerangka riset yang kuat untuk memberikan rekomendasi energi alternatif berkelanjutan yang diperlukan di Kalsel.
Upaya ini menjadi langkah konkret dalam menyelamatkan lingkungan Kalimantan Selatan dan melindungi masyarakat dari dampak buruk aktivitas industri ekstraktif.