Kerusakan sekolah akibat gempa ini menjadi pukulan baru bagi dunia pendidikan di Cianjur, yang masih berjuang memulihkan infrastruktur pasca-gempa besar 2022.
Meskipun tidak ada korban jiwa, kekhawatiran akan keselamatan anak-anak di sekolah semakin meningkat.
“Saat melihat plafon ambruk di salah satu ruang kelas, kami langsung teringat gempa dua tahun lalu. Meskipun kali ini tidak ada korban, rasa takut itu tetap ada,” ujar seorang guru di Kecamatan Cibeber.
Kendati demikian, semangat para guru dan orang tua untuk menjaga proses belajar tetap berjalan tidak surut. Beberapa sekolah dilaporkan sedang mengatur pembelajaran alternatif sambil menunggu perbaikan.
Pemerintah Kabupaten Cianjur bersama Dinas Pendidikan kini tengah mendata kerusakan dan merencanakan langkah pemulihan. Fokus utama saat ini adalah memastikan keselamatan siswa dan guru, serta memulai perbaikan pada fasilitas pendidikan yang terdampak.
“Kerusakan fisik bisa diperbaiki, tetapi semangat anak-anak untuk belajar harus tetap dijaga. Kami berharap pemulihan berjalan cepat agar kegiatan pendidikan tidak terganggu,” tutur Aripin.
Gempa yang kembali melanda Cianjur ini menjadi pengingat akan pentingnya membangun infrastruktur yang lebih tangguh, terutama di wilayah rawan bencana.
Namun di tengah ujian ini, ketangguhan masyarakat Cianjur, khususnya para guru dan murid, terus menjadi inspirasi bagi banyak pihak.