Senada dengan itu, Bagus Irawan, dosen Universitas Trunojoyo Madura, menyoroti kesalahpahaman banyak orangtua yang sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab pendidikan kepada sekolah.
Ia menekankan pentingnya peran orangtua dalam mendidik anak di luar jam sekolah.
Dengan pendekatan humor, Yudith, seorang konten kreator sekaligus komika, menyampaikan pandangan tajam.
Menurutnya, anak-anak bermasalah di sekolah sering kali merupakan refleksi dari kurangnya perhatian dan cinta di rumah.
"Anak-anak itu tidak mencari pelajaran di sekolah, mereka mencari cinta yang hilang," ujarnya.
Yudith mengingatkan pentingnya peran orangtua dalam memberikan kasih sayang dan perhatian sebagai fondasi pembentukan karakter anak.
Sabrang Noe Letto, sebagai pembicara utama, mengajukan konsep tiga lingkaran pendidikan yang saling berkesinambungan.
Lingkar pertama adalah keluarga, di mana anak belajar nilai-nilai dasar seperti adab, akhlak, dan sopan santun. "Ilmu menjadi manusia harus diajarkan di rumah, sebab itu adalah ilmu yang dipakai setiap saat," jelas Sabrang.
Lingkar kedua adalah sekolah, tempat anak mempelajari ilmu yang telah dikodifikasi seperti matematika dan sains.
Lingkar ketiga adalah ruang publik, yang membentuk kemampuan sosial, kreativitas, dan keberanian menyatakan pendapat.