Menurutnya, regulasi yang terstruktur akan menjaga agar profesi insinyur tetap terpercaya dan hasil proyek berdampak positif bagi masyarakat.
Webinar ini juga mengangkat isu terkait penerapan kode etik di era digital. Dengan semakin banyaknya perangkat lunak dan teknologi baru dalam dunia konstruksi, tantangan etika semakin kompleks.
Mahasiswa didorong untuk memahami bahwa teknologi harus digunakan secara bertanggung jawab dan tidak boleh mengabaikan prinsip-prinsip etika dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek.
Pada kesempatan yang sama Dekan Fakultas Sains Teknologi dan Kesehatan (FSTK) UNUKASE, Silfiana Ila Masruroh, menyampaikan harapan agar webinar ini memperkuat komitmen mahasiswa terhadap etika profesi.
“Kami berharap mahasiswa Teknik Sipil memahami peran kode etik dalam menjaga kualitas dan kredibilitas profesi insinyur, serta berkomitmen pada tanggung jawab dan integritas,” ungkapnya dalam sambutan.
Sepanjang webinar, mahasiswa UNUKASE tampak antusias bertanya tentang isu-isu etika yang kerap dihadapi dalam dunia teknik sipil, termasuk dampak pelanggaran yang bisa merusak reputasi dan menimbulkan konsekuensi hukum.
Diskusi ini memberi mereka perspektif praktis yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan profesi di masa depan.
Acara ini diakhiri dengan pemberian e-sertifikat bagi peserta, serta membuka peluang bagi mereka untuk menjalin relasi dengan para profesional di industri.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan para mahasiswa semakin memahami pentingnya kode etik sebagai landasan profesionalisme dan tanggung jawab sosial dalam dunia keinsinyuran," pungkas Ila.