LPPM ULM Tingkatkan Kapasitas Pokdarwis Desa Belangian Melalui Cipta Tari Kreasi

Banuaterkini.com - Jumat, 4 November 2022 | 15:28 WIB

Post View : 27

Anak-anak Desa Belangian, Kabupaten Banjar menampilkan tari kreasi "Kipas" hasil dari pelatihan yang dilaksanakan tim pengabdian masyarakat LPPM-FISIP ULM, belum lama tadi. Foto: Banuaterkini/Nornaleni.

Laporan: Ahmad Kusairi l Editor: DR MDQ

Untuk meningkatkan kepedulian pada masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) melalui program pengabdian masyarakat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas kelompok sadar wisata (Pokdarwis) melalui penciptaan tari kreasi sebagai atraksi tari di Desa Belangian Kabupaten Bajar.

Banjarmasin, Banuaterkini.com - Tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Geografi Fakultas ilmu sosial dan Ilmu Politik (Fisip) ULM terdiri dari Dr. Ellyn Normelani, Selamat Riadi, M.Pd dan 4 orang mahasiswa Geografi FISIP ULM.

“Kegiatan pengabdian masyarakat, merupakan program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA)  Tahun 2022, yaitu program LPPM ULM, yang pendanaannya  sepenuhnya bersumber dari PNBP ULM Tahun 2022,” kata Dr Ellyn Normelani kepada Banuaterkini.com, Jum’at (04/11/2022).

TIM pengabdian beserta mahasiswa sampai ke Desa Belangian untuk melaksanakan pengabdian. Foto: Banuaterkini/LPPM-ULM.

Dijelaskan Ellyn, pilihan pelaksanaan kegiatan di objek wisata Desa Belangian, Kabupaten Banjar, Kalsel, sebab objek wisata di daerah tersebut cukup menjadi perhatian pemerintah daerah maupun provinsi.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan masyarakat melalui penciptaan tari kreasi untuk atraksi wisata,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Ellyn juga menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari 20-21 Agustus 2022 lalu itu, dibawa sebagai bahan diskusi dalam Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2022,  yang mengusung tema “LPPM sebagai core novelty riset dan pengabdian dalam pembangunan lingkungan lahan basah secara berkesinambungan” pada 1-2 Nopember 2022.

“Apa yang kami laksanakan selama pengabdian masyarakat di Desa Belangian, merupakan topik diskusi menarik dalam seminar nasional dengan sub-tema bidang sosial ekonomi, seni dan budaya,” imbuh Dosen Fisip ULM ini.

Persiapan Latihan Tari yang dilakukan secara kelompok.

Sementara itu, Selamat Riadi, salah seorang dosen yang ikut dalam kegiatan tersebut menuturkan, bahwa metode yang digunakan dalam kegiatan di Desa Belangian adalah penyuluhan, diskusi, demonstrasi dan redemonstrasi, pelatihan dan pendampingan, serta evaluasi kegiatan.

Menurut Riadi, pelatihan koreografi tari kreasi Banjar kepada anak-anak di Desa Belangian, diinisiasi Tari Banjar “Kipas”, yang desain dan gerak tari disesuaikan dengan kemampuan anak-anak berumur 6-10 tahun di desa tersebut.

“Latihan tari kreasi itu meadopsi gerak tari yang sederhana, tujuannya adalah agar mudah dipraktekkan anak-anak di Desa Belangian,” tuturnya.

Anak-anak Desa Belangian menampilkan tari kreasi "Kipas".

Dipaparkannya juga, bahwa proses pelatihan tari kreasi di Desa tersebut dibantu dua orang mahasiswi yang bertugas mendampingi untuk mengharmonisasikan gerak tari agar selaras dengan musik yang disajikan.

Sementara itu, lanjut Ellyn lagi, kostum tari kreasi juga mengunakan rok dibuat melebar yang memiliki makna bahwa perempuan Desa Belangian itu meski feminim dan angun namun tetap kuat.

“Tari tersebut juga diaplikasikan dengan paduan asesoris kalung dan gelang yang minim. Untuk memberi kesan kesederhanaan dan kearifan lokal anak-anak perempuan. Demikian juga baju dipakai merupakan perpaduan kain sasirangan dengan warna cerah untuk mengambarkan kecerian anak-anak perempuan di desa Belangian,” terang Riadi.


Ellyn dan Riadi dari tim LPPM ULM menilai, bahwa kegiatan tersebut cukup berhasil. Hal ini dapat dlihat dari besarnya animo masyarakat dan partisipasi mereka mengikuti kegiatan.

“Apalagi, para peserta latihan tari kreasi mampu mengikuti dan menyesuaikan gerak yang dilakukan selaras dengan iringan musiknya. Mereka juga dapat mengharmonisasikan gerak tarinya yang dihasilkan pada saat penampilan,” beber alumni Program Doktor Universitas Brawijaya Malang ini.

Poster kegiatan Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2022.

Meskipun demikian, kata Ellyn, program ini memiliki kelemahan, kerena keterbatasan waktu untuk membuat koreografi tari dan penyediaan kostum termasuk kesiapan penataan riasnya.

“Pada pengabdian masyarakat yang akan datang, kita akan agendakan pelatihan tata rias untuk masyarakat agar atraksi dan penampian wisata lebih sempurna,” pungkasnya.

Hadir dalam seminar nasional Lahan Basah yang dilaksanakan LPPM ULM tersebut adalah Rektor ULM Prof. Ahmad, Ketua Ketua LPPM Prof Danang Biyatmoko, dan Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada  Masyarakat  Ditjen Dikti, Riset dan Teknologi –Kemendikbudristek, Prof M. Faiz Syuaib. 

Hadir pula Ahli Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Dr Momon Sodik Imanudin dan ahli Biomaterial Fakultas MIPA ULM, Prof. Sunardi dan bertindak sebagai moderator Dr. Totok Wiyanto. 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev