Lebih lanjut alumni program Doktor Komunikasi Politik UIPM Malaysia ini menegaskan, bahwa kepemimpinan inovatif membutuhkan kreativitas dan keberanian berinovasi.
Di masa ini, lanjut dia, mahasiswa perlu mengembangkan mentalitas kewirausahaan dan kemampuan mengidentifikasi setiap peluang.
"Kepemimpinan inovatif membawa perubahan positif dalam lingkungan digital, salah satunya terbukanya berbagai peluang usaha melalui digital marketing," imbuh Ketua Umum Jaringan Intelektual Muda Kalimantan ini.
Shiddiq juga mengingatkan, di masa depan dibutuhkan pemimpin yang mampu melakukan pengelolaan emosi dan pemahaman diri.
"Jadi, mahasiswa selain mampu memotivasi dan menginspirasi orang lain. Juga harus bisa membangun membangun hubungan yang empatif dan menjaga nilai-nilai kearifan lokal kita yang luhur yaitu etika atau sopan santun," sambung dia.
Dikatakan Shiddiq, kepemimpinan pemuda Indonesia di masa depan meski memiliki kecerdasan digital yang mungkin tak banyak dimiliki generasi sebelumnya, tetapi tidak boleh mengabaikan sopan santun sebagai dasar pergaulan.
Kepemimpinan digital menghendaki pemuda di masa depan bisa memanfaatkan teknologi untuk mengelola informasi dan mengkomunikasikan visi secara arif dan bijaksana.
Mahasiswa, kata Shiddiq, perlu memiliki literasi digital dan kemampuan analisis data. Dengan modal kecerdasan digital memungkinkan mahasiswa untuk menjadi penggerak transformasi.
Sementara itu, Wakil Dekan I FISIP Uniska MAB, Junaidy M.AB, M.Ikom, menegaskan bahwa fondasi dasar kemimpinan masa depan yang harus dimiliki mahasiswa adalah etika.
Sebab, menurut dia, etika merupakan aspek penting yang menjadi indikator kepemimpinan yang siap berjuang untuk orang banyak.