Rakyat Banjarbaru tidak diberikan ruang untuk menilai, mempertimbangkan, atau bahkan menolak calon yang tersedia. Pilihan mereka telah dirampas, digantikan oleh keputusan-keputusan birokrasi yang tidak mencerminkan kehendak masyarakat.
Proses ini juga memberikan pesan yang salah kepada publik: bahwa kehendak rakyat dapat diabaikan jika terdapat keputusan dari pihak berwenang, bahkan jika keputusan tersebut mencederai prinsip dasar demokrasi. Keberanian untuk berbicara dan bertindak atas nama keadilan menjadi semakin penting dalam situasi seperti ini.
Refleksi dan Harapan
Pilkada Banjarbaru 2024 seharusnya menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, baik penyelenggara pemilu, pengawas, maupun masyarakat. Demokrasi yang sehat hanya bisa terwujud jika semua pihak berkomitmen untuk menjaga integritas dan keadilan dalam setiap prosesnya.
Keputusan-keputusan yang diambil dalam Pilkada Banjarbaru bukan hanya mencerminkan ketidakadilan bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi ancaman bagi demokrasi itu sendiri.
Masyarakat Banjarbaru berhak mendapatkan pemimpin yang benar-benar dipilih oleh mereka, bukan sekadar ditunjuk melalui serangkaian keputusan yang kontroversial.
Ke depan, evaluasi menyeluruh terhadap proses Pilkada di Banjarbaru harus dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang. Jika tidak, apa yang tersisa dari demokrasi hanyalah sekadar nama tanpa makna.
Pada akhirnya, Pilkada Banjarbaru tahun ini bukanlah pesta demokrasi, melainkan pementasan dari sebuah skenario yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika hak rakyat untuk memilih dan menentukan masa depan mereka diabaikan, maka demokrasi yang sejatinya menjadi fondasi bangsa ini telah kehilangan rohnya.
Banjarmasin, 26 November 2024
Pemimpin Redaksi