Habib Fathur mendengarkan dengan seksama keluh-kesah warga Kampung Batuah, Minggu (05/06/22).
Editor: Misbad/M/DQ
Pengasuh Majelis Al Mahabbah Kubah Basirih, Habib Hamid bin Abbas Bahasyim (Habib Basirih), mendatangi Warga Kampung Batuah, Kelurahan Kuripan, Banjarmasin. Kedatangannya untuk melihat langsung kondisi warga Kampung Batuah yang sedang menghadapi sengketa kepemilikan lahan dengan Pemko Banjarmasin.
Banjarmasin, Banuaterkini.com - Lelaki yang biasa disapa Habib Fathur ini pun sengaja datang ke lokasi tersebut untuk mendengar dan melihat langsung kondisi warga Kampung Batuah. Habib terus mengikuti perkembangan permasalahan revitalisasi pasar senilai Rp 3,5 miliar yang dananya berasal dari Kementerian Perdagangan RI.
"Saya datang ke sini untuk bersilaturahmi, karena mendengar kabar yang kurang mengenakkan," ujar Habib Fathur kepada wartawan Banuaterkini.com, Minggu (05/05/22) siang.
Diakui Habib Fathur, setelah berbicara dan mendengar langsung keluhan warga serta menyaksikan dari dekat kondisi mereka, dirinya merasa prihatin, sebab kebanyakan warga di lokasi tersebut adalah orang tua dan anak-anak.
"Saya prihatin dengan kondisi mereka, semoga saja Allah memberikan jalan keluar terbaik," ucapnya.
Dikatakannya, sebenarnya proyek revitalisasi pasar yang disiapkan Pemko Banjarmasin itu baik, niatnya untuk kemaslahan orang banyak, tetapi di lokasi yang akan dilaksanakan revitalisasi banyak warga yang sejak awal di merasa tak dilibatkan dalam pemabahasan, sehingga mereka merasa khawatir apabila dipaksa pindah.
“Mereka sebenarnya tidak masalah dengan proyek itu, cuma mereka belum mendapatkan kejelasan mengenai bentuk kompensasi yang diberikan Pemko Banjarmasin," ujarnya lagi.
Menurut dia, dirinya pernah membaca pemberitaan di sejumlah media online termasuk Banuaterkini.com, bahkan ada perwakilan warga Kampung Batuah yang mendatanginya dan curhat menceritakan persoalan yang tengah dihadapi warga.
"Saya mengikuti perkembangan mengenai Kampung Batuah ini melalui media dan penuturan perwakilan warga, bahwa warga dijanjikan menempati rumah susun dan lapak kios di sejumlah pasar. Tapi, warga merasa itu tidak cukup karena banyak hal lain yang belum diperhitungkan," tuturnya.
Menyikapi adanya surat teguran kedua yang dilayangkan Satpol PP kepada warga Kampung Batuah, Habib Fathur juga meminta agar Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, untuk menahan diri dan tidak melakukan pendekatan kekuasaan tetapi pendekatan kemanusiaan.
"Ada bagusnya juga, pa Walikota, datang bersilaturahmi dengan warga, sehingga warga merasa diayomi, bukan dengan surat dan aparat berseragam," imbuhnya lagi.
Tokoh masyarakat Banua yang cukup disegani ini juga berpesan kepada Pemko Banjarmasin, untuk menghormati proses hukum yang sedang berjalan baik melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) maupun Pengadilan Negeri (PN) Banjarmasin.
“Ada baiknya, semua pihak bersabar dan menunggu proses hukum yang masih berlangsung. Mudahan, pa Walikota dan jajarannya bisa mempertimbangkan pendekatan kemanusiaan,” tambah Habib Fathur.
Pantauan Banuatekini.com, siang itu Habib Fathur setelah berkeliling di lokasi Pasar Batuah menyempatkan diri melihat berkas-berkas kepemilikan tanah di lokasi Pasar Batuah.
Habib Fathur juga mencermati berkas kepemilikan lahan di lokasi Kampung Batuah.
Habib juga mengaku cukup terkejut ternyata warga sudah menempati lokasi itu lebih dari 20 tahun yang lalu. Dengan seksama dia juga mendengarkan keluh kesah warga yang mengaku kebanyakan mengalami trauma, bahkan ada yang meninggal dunia karena stress menghadapi persoalan proyek revitalisasi tersebut.
Melalui media ini, Habib Fathur berpesan, agar Pemko Banjarmasin mau mengevaluasi lagi kebijakan tersebut sambil melakukan pendekatan kepada warga dengan bijak.
"Saya yakin, kalau Pemko Banjarmasin terutama Pak Walikota mau datang dan memberikan penjelasan yang bisa diterima warga serta memberikan jaminan terhadap warga, warga juga akan mau mempertimbangkan tawaran Pemko Banjarmasin untuk pindah," ucapnya.
Warga batuah, ujarnya, berdasarkan informasi dari Aliansi Warga Kampung Batuah, berjumlah lebih dari 500 jiwa, itu kebanyakan adalah orang tua dan anak-anak usia sekolah. Jadi, perlu mempertimbangan banyak hal untuk memindahkan warga sejumlah itu.
"Ini warga jumlahnya tidak sedikit lho, mau pindah kemana? Apakah semuanya sudah diperhitungkan dengan benar sesuai dengan data warga di sini, bagaimana dengan para orang tua, bagaimana nanti anak-anak yang masih sekolah," pungkasnya.