Home » Agama

Haul Habib Ali bin Hasan Al Habsyie ke-27, Ini Kelebihan yang Allah Berikan Padanya

Banuaterkini.com - Minggu, 11 September 2022 | 09:04 WIB

Post View : 12

Bupati Banjar Saidi Mansyur bersama Habib Jamal dan sejumlah tokoh agama dan masyarakat menghadiri Haul Habib ALi Bin Hasan Al Habsyie ke-27, Sabtu (10/09/222). @ DISKOMINFO BANJAR.

Laporan: Misbad  l  Editor: DR MDQ Elbanjary

Kalimantan Selatan beruntung memiliki banyak tokoh berpengaruh baik dari kalangan umara maupun ulama, termasuk dari kalangan habaib. Salah satunya adalah Habib Ali bin Hasan Al Habsyie, yang menjadi panutan karena kiprah dan inspirasi hidupnya dalam pergaulan dengan lingkungan di sekitarnya. 

Martapura, Banuaterkini.com - Bagi masyarakat Kalimantan Selatan, kisah sosok Habib Ali banyak memberi inspirasi bukan hanya kepada anak-cucu tetapi kepada umat Islam di daerah ini dan Indonesia.

Itulah penggalan hikmah pembacaan kisah keberagamaan Habib Ali yang Haulnya ke-27 dilaksanakan pada Sabtu (10/09/2022) malam di kediaman Jalan Ahmad Yani No. 20 Kelurahan Jawa, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Tampak Wakil Bupati Banjar Said Idrus Al Habsyie menghadiri Haul ke-27 Habib Ali bin Hasan Al Habsyie.

Ribuan jamaah yang datang membuat ratusan relawan dari berbagai instansi dan organisasi masyarakat yang ikut membantu kelancaran haul tampak kewalahan melayani mereka yang ingin ikut mengikuti Haul Habib Ali ke-27 itu. 

Peringatan haul yang dihadiri Bupati Banjar H Saidi Mansyur dan wakilnya Habib Idrus Al Habsyie ini dibanjiri ribuan tampak sangat khidmat karena diawali dengan pembacaan Maulid Habsyie.

Pihak keluarga Habib Ali menyampaikan terima kasih kepada ribuan jemaah yang berhadir serta kepada para habaib dengan harapan acara haul semakin berkah.

"Mudah-mudahan dengan hadirnya para juriat Rasulallah menambah keberkahan kita malam ini," ucapnya, seperti disampaikan dalam Keterangan Pers Diskominfo Kabupaten Banjar, Minggu (11/09/2022).

Pihak keluarga juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Banjar H Saidi Mansyur dan pejabat lainnya atas dukungan dan perhatian yang diberikan.

"Berkat umara, pemimpin yang baik acara menjadi lancar, hajat dunia jemaah akan mudah, dapat berkah dan semua hajat dikabulkan," doanya.

Selain pembacaan Maulid Habsyie, haul ini juga di isi dengan lantunan ayat suci Alquran, zikir, doa dan pembacaan Manaqib (Kisah Perjalanan Hidup, Red) Habib Ali.

Dalam manaqib-nya yang dibacakan oleh cucu almarhum menyebutkan, Habib Ali lahir di Hadramaut tahun 1894 dan menetap di Martapura sebagai habib sepuh.

Habib Ali hijrah lantaran saat itu keadaan di Hadramaut sedang susah dijajah oleh penjajah. Atas keadaan itu saudara-saudara beliau lebih dulu hijrah ke Indonesia.

Habib Ali hijrah ke Indonesia pada usia 20 tahun dengan segala upaya menghindari orang-orang komunis yang ada, dan tempat singgah awalnya di Batavia (sekarang Jakarta) kemudian ke Martapura, Kalsel.

Habib Ali juga ikut andil berjuang pada masa penjajahan di Indonesia, dan pernah dipenjara oleh Belanda 1945, karena dianggap sebagai mata-mata pejuang kemerdekaan.

Almarhum dikaruniai 3 putra, dan pernikahan lainnya juga banyak dikaruniai anak.

Di Kota Intan Martapura dikenal sebagai sosok yang cukup disegani dan dituakan, karena perannya dalam mendukung dakwah dan majelis yang ada di Martapura maupun wilayah lainnya adi Kalimantan Selatan.

Ada beberapa majelis yang sering dihadiri Habib Ali di Martapura yaitu majelis Guru Seman Mulia atau Guru Padang, Majelis Zaini bin Abdul Gani atau Guru Sekumpul, majelis Guru Badrudin, Guru Zainal Ilmi, Guru Husin Qodri dan Guru Ramli di Keraton.

Ribuan jamaah menghadiri Haul ke-27 Habib Ali bib Hasan Al Habsyie.

Habib Ali juga dikenal sebagai seorang pedagang yang aktif berdagang di pasar Martapura. Habib Ali, adalah merupakan sosok seorang ayah dan kakek yang betanggung jawab, teliti, disiplin dan sangat menghargai waktu.

Habib Ali diberikan berkah dengan dipanjangkan umurnya hingga 102 tahun,  diberikan kesehatan, penglihatan yang tajam dan tidak pakai kacamata saat membaca alquran.

Sebelum wafat, Habib Ali tidak pernah terlihat keluar rumah, kecuali saat membeli terpal dan tali yang nantinya digunakan untuk berteduh orang-orang yang menggali kuburnya.

Dua bulan sebelum wafat dia jatuh sakit. Anak-anak berupaya untuk mendatangkan dokter namun ditolaknya dengan alasan sudah tua.

Kepada anak-anaknya Habib ALi cuma berwasiat, dengan mengambil uang untuk diberikan kepada tukang gali kuburnya, uang tersebut diserahkan sebelum tukang gali melakukan pekerjaannya.

Tiga hari sebelum wafat, dia tidak lagi bicara, kalaupun berbicara Habib Ali hanya menggunakan bahasa arab, dan minta dibelikan pakaian bersih dan rapi.

Guru Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul diceritakan sempat menjenguknya di dalam kamar dan tidak tahu apa yang dibicarakan. Ketika keluar kamar Guru Zaini berpesan kepada anak-anak agar Habib jangan ditinggalkan.

Habib Ali meninggal dunia dalam usia 102 tahun pada tahun 1996, tepatnya malam Rabu jam 2 pertengahan bulan safar, saat itu seluruh anak dan istrinya ada di sisinya tepat menjelang Habib Ali tutup usia.

Dipenghujung kegiatan haul tampil memberi tausyiah Habib Ahmad Jamal Ba'agil asal Malang. Dalam tausyiahnya Habib Jamal mengajak jemaah untuk bisa menjaga lisan, tidak menggibah dan mengadu domba orang lain.

"Gunakan lisan dengan baik seperti mengaji dan memberikan nasihat kepada orang lain," pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev