Laporan: Syauqi Azmi l Editor: DR MDQ Elbanjary
Ribuan jamaah para pencinta ulama dan kewalian tumpah ruah memadati Kampung Handil Malang, Desa Tambak Sirang Baru, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Gambut, Banuaterkini.com - Kehadiran ribuan jamaah dari berbagai wilayah di Kalsel, Kaltim dan Kalteng itu untuk mengikuti kegiatan haul ke-26 Syekh Ahmad Marzuki bin Syekh Sulaiman Wali Albanjari, Minggu (08/01/2023).
Tampak masyarakat umum tampak pula sejumlah pejabat, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang turut memadati kawasan makam KH Ahmad Marzuki di Kampung Handil Malang.
Di antara para jamaah terlihat hadir pula KH Abdul Hakim beserta tombongan maulid yang dipimpinnya, Habib Ali bin Abdullah Alaydrus, Tuan Guru Syaifuddin Zuhri atau yang biasa disapa Abah Guru Banjar Indah, dan salah seorang penerus Syekh Ahmad Marzuki yaitu KH Zainal Hakim bin Syekh Ahmad Marzuki, dan sejumlah tokoh agama serta tokoh masyarakat lainnya.
Untuk diketahui, Syeikh H Ahmad Marzuki lahir pada tahun 1907 Masehi atau bertepatan tahun 1324 Hijriyah. Ia sempat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha), Amuntai. Ia sempat pula menimba ilmu hingga ke tanah suci Mekkah, sayangnya di sana tak berlangsung lama.
Saat kembali ke tanah air, ia menetap di Kampung Handil Malang, Desa Tambak Sirang Baru, Kecamatan Gambut sekitar tahun 1965. Di tempat yang sepi saaat itu, membuka majelis pengajian dan mengajarkan ilmu tauhid dan tasawuf kepada masyarakat sekitarnya.
Penerusnya KH Zainal Hakim atau yang akrab disapa Kai Akim oleh masyarakat setempat saat membacakan Manaqib atau biografi menuturkan, ayahnya Syekh Ahmad Marzuki adalah ulama yang pendiam, tidak banyak bicara dan hidup sangat sederhana.
Meski hidup apa adanya, bersama istrinya tercinta yang merupakan keturunan Haji Ahmad Balimau, Syekh Ahmad Marzuki mampu menghidupi keenam orang anaknya.