Yang mengagumkan, tulis dalam Manaqib-nya, karena ke-tawadhu-annya ia sama sekali tak pernah membanggakan garis keturunanya. Hingga usianya ke-90 tak keluar dari lidahnya kebanggaan menjadi salah satu keturunan ulama besar di Kalsel yaitu Syekh Sulaiman Wali Albanjari.
Dikutip dari laman majelis ulama dan wali disebutkan, garis keturunan Syekh Ahmad Marzuki adalah juriat keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Albanjari.
Garis silsilah adalah Syekh Ahmad Marzuki bin Syekh Sulaiman Wali bin Syekh Muhammad Nasir (Taniran) bin Syekh Muhammad Thaib (Datu Taniran) bin Syekh Muhammad As’ad bin Hj. Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad Albanjari.
Syekh Ahmad Marzuki wafat selepas shalat isya pada 18 Jumadil Akhir 1418 Hijriyah atau bertepatan pada Hari Senin tanggal 20 Oktober 1997 Masehi.
Sejumlah tuan guru yang hadir pada kesempatan itu mengagumi kejuhudan dan rendah hatinya Syekh Ahmad Marzuki.
“Beliau ini merupakan salah satu wali Allah keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampaian, sehingga sebagai seorang Aulia Allah hidup beliau tidak kipuh, tidak memermasalahkan harta sama sekali,” ujar KH Syaifuddin Juhri atau Abah Guru Banjar Indah.
Ungkapan kekaguman yang sama disampaikan Tuan Guru KH Munawar Ghazali atau yang dikenal dengan Guru Kubah dari Martapura, yang menyebut kewalian Syekh Ahmad Marzuki tak diragukan lagi, berdasarkan karamah yang ia tunjukkan semasa hidupnya hingga akhir hayatnya.
Ia juga berpesan kepada para jamaah untuk jangan salah menetapkan niat saat mengikuti haul seorang ulama seperti Syekh Ahmad Marzuki, yaitu untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dan selalu mengingat mati.
“Jangan lupa juga, mengadakan haul itu tujuannya untuk mengingat mati. Karena kita hidup di dunia ini diharuskan mengingat mati, jadi harus hati-hati. Selain untuk meneladani jejak langkah seorang ulama,” imbuhnya.