"Bagaimana kami membagi fokus kami, antara memikirkan sekolah anak-anak kami dan berjualan untuk mencukupi kebutuhan hidup kami sehari-hari. Berat ini sangat berat bagi kami," imbuhnya lagi.
Menanggapi keluh kesah warga Kampung Batuah, dengan bijak Hairansyah meminta warga untuk tetap bersabar sambil terus berdoa, agar proyek revitalisasi itu bisa dibatalkan demi kepentingan warga.
"Dan tentu sekali lagi, dalam kondisi seperti ini, berdoa itu menjadi sangat penting, karena itu bisa merubah apapun yang sudah ditakdirkan, kalau doa itu dikabulkan," ujar mantan Direktur Eksekutif Yayasan Dalas Hangit (Yadah) Banjarmasin itu menguatkan.
Pria yang akrab disapa Ancah itu juga meyakinkan warga, bahwa Komnas HAM mengapresiasi seluruh usaha dan kesabaran warga Kampung Batuah dalam rangka memperjuangkan hak-haknya.
"Terima kasih, partisipasi perempuannya tinggi di sini, berarti yang hadirnya lebih banyak perempuan. anak-anak juga tadi sudah menyampaikan. Jadi, apa yang menjadi harapan bapak/ibu tentu juga menjadi harapan kita semua, ada penyelesaian terbaik," ujar Hairansyah.
Dan sekali lagi, saya yakin, ujarnya, bahwa Pemko Banjarmasin juga harusnya memberikan penyelesaian berdasarkan aspek kemanusiaan.
"Kami dari Komnas HAM tentu melihat persoalan yang sekarang terjadi dari aspek-aspek itu. Dan itu pulalah mengapa kami memberikan bantuan dalam artian menfasilitasi menangani kasus ini. Dalam rangka untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip hak asasi manusia itu diterapkan di Banjarmasin," imbuhnya.
Menurutnya, bahwa ada pembangunan itu memang penting, tapi tentu harus mengedepankan aspek proses dialog yang lebih baik. Harapannya, seperti itu. Artinya, ada cara penyelesaian atas permasalahan yang disampaikan melalui mekanisme yang tersedia. Apakah melalui dialog, musyawarah, atau melalui penyelesaian hukum.
"Itu pilihan-pilihan yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia," ucapnya.