Ini salah satu fakta yang diprotes Pemko Banjarmasin pada saat ditayangkan Komnas HAM saat penyampaian pengantar mediasi.
Masih menurut sumber tersebut, Pemko Banjarmasin protes karena Komnas HAM dianggap berpihak pada warga Kampung Batuah, lantaran menayangkan gambar fakta kondisi warga dan bangunan yang berada di kawasan Kampung Batuah Banjarmasin.
"Komnas HAM menjelaskan bahwa apa yang ditayangkan dalam pengantar mediasi itu merupakan fakta-fakta temuan yang diperoleh Komnas HAM selama pra-mediasi, itu sesuai dengan kewenangan Komnas HAM. Jadi tidak ada unsur keberpihakan dalam hal ini," ujar sumber tersebut menirukan argumentasi Komnas HAM.
Aktivis Parlemen Jalanan, Mardian Jafar, yang sebelumnya berada di ruangan pertemuan tersebut membenarkan informasi yang diterima Banuaterkini.com.
Dikatakannya, bahwa pihak Pemko Banjarmasin sempat menyatakan protes lantaran pada tayangan pengantar mediasi saat itu, Komnas HAM menunjukkan fakta-fakta temuan lapangan yang dianggap lebih menguntungkan warga Kampung Batuah.
"Iya benar, di awal pengantar mediasi Pemko Banjarmasin protes karena Komnas HAM menunjukkan foto bangunan dan kondisi warga Kampung Batuah yang lebih tepat dikatakan sebagai perkampungan daripada sebagai pasar seperti yang selama ini diklaim oleh Pemko Banjarmasin," ujarnya.
Bersama 2 aktivis lainnya Khairul Adnan dan Misransyah Baderun, yang sedianya mendampingi LBH Ansor dan Aliansi Warga Kampung Batuah, Mardian juga menyampaikan kekecewaannya dengan sikap arogan Pemko Banjarmasin yang meminta mereka keluar dari ruangan, hanya karena tak berdomisili di Kampung Batuah.
"Kami memang tak berdomisili di Kampung Batuah, tetapi kami lahir dan besar di sana, karena orang tua kami tinggal di sana," ujar Khairul Adnan dengan kecewa.
Meskipun merasa 'diusir' dari ruang mediasi, para aktivis tersebut mengaku legowo karena mengharapkan mediasi menghasilkan kesepakatan yang tidak memberatkan warga dan hanya menguntungkan Pemko Banjarmasin saja.