Tresswaty Lanny Susatya bersama tim kuasa hukum dari Kantor Pengacara Elza Syarief Law Office Jakarta. (Foto/Istimewa).

Editor: M/DQ Elbanjary

Treeswaty Lanny Susatya menyayangkan, pelaksanaan gelar perkara khusus oleh Biro Pengawas Penyidikan (Rowassidik) Barskrim Polri terkait dugaan kasus keterangan palsu dan atau penyerobotan tanah yang dialaminya di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) terkesan dadakan.

Jakarta, Banuaterkini.com - Kesan dadakan tersebut disampaikan Treeswaty Lanny Susatya kepada Banuaterkini.com melalui saluran WhatsApp pribadinya, Rabu (20/07/22). 

Menurut Lanny bukan tanpa alasan dia menangkap kesan itu. Sebab, dirinya selaku pelapor dalam kasus penyerobotan tanahnya di Km 16.696 Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalsel, justru mendapat informasi paling akhir perihal akan diadakannya gelar perkara khusus tersebut.

Sebenarnya, kata Lanny, gosip akan dilaksanakannya gelar perkara khusus oleh Rowassidik Bareskrim Mabes Polri sudah sampai ke telinganya, tapi dirinya tak mau berspekulasi. Hingga akhirnya tanggal 12 Juli 2022 dirinya baru mendapat kabar.

"Itu pun, setelah saya desak agar penyidik mengirimkan salinan undangan pelaksanaan gelar perkara khusus itu," ujarnya Lanny prihatin.

Meskipun menduga terkesan dadakan, Lanny tetap berusaha positive thinking bahwa gelar perkara khusus itu akan benar-benar dapat mengungkap modus dan pelaku yang menyebabkan tanahnya berpindah tangan kepada pihak lain yang tidak memiliki alas hukum (legal standing) untuk mengajukan gugatan kepemilikan tanah.

"Saya berusaha baik sangka aja, makanya ketika selasa sore saya terima salinan undangan gelar perkara khusus itu, saya usahakan bisa datang ke Mabes Polri untuk mengikuti acara tersebut," tegas Lanny lagi.