Warga Sungai Baru Buka Suara, KWM Diduga Tak Miliki Kajian Dampak Lingkungan

Banuaterkini.com - Rabu, 23 November 2022 | 09:24 WIB

Post View : 252

Sculpture Ikon Ketupat di Kawasan Kampung Ketupat Sungai Baru yang roboh diduga ceroboh dalam perencanaan desain. Foto: Banuaterkini/Misbad.

"Nah, soal ini warga juga tak pernah diajak bicara, padahal yang akan merasakan dampaknya adalah warga kami yang ada di sini," tukasnya.

MEBAHAYAKAN: Gapura berbahan bambu yang baru dibuat pengelola Kampung Ketupat kondisinya sudah meleot, karena diduga dibangun asal-asalan dikhawatirkan bakal roboh dan menimpa warga.

Warga, kata Sabri lagi, mengutip pembahasan pada saat pertemuan dengan pengelola PT Juru Supervisi Indonesia di Kantor Kecamatan Banjarmasin Tengah pada 3 Oktober 2022 lalu, sudah menyampaikan keberatan lokasi yang konon katanya merupakan ruang terbuka hijau mengapa dibangun menjadi tertutup, karena dipagari dinding bambu.

Harus difahami, ujar Sabri, kawasan Sungai Baru, seperti daerah lainnya di Kota Banjarmasin merupakan daerah yang padat penduduk yang sangat rentan terjadi peristiwa kebakaran. Jadi, dengan dipagarnya kawasan tepian sungai Martapura untuk alasan pembangunan kawasan wisata, warga menjadi kebingungan mencari akses mengambil air untuk pertolongan pemadaman kebakaran.

"Ini juga sudah disampaikan teman-teman relawan Damkar Sungai Baru, yang pasti mengalami kesulitan akses terhadap air jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran di wilayah kami," ujar Sabri lagi.

Sabri dengan nada tinggi, juga menyanggah pernyataan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina yang dimuat di sejumlah media onlie, yang menyatakan bahwa mengapa lokasi wisata itu dipagar bambu dengan alasan sebagai peredam suara agar tidak mengganggu warga sekitar.

"Itu pernyataan Walikota tidak masuk akal, suara alat mesin pemotong aja sering menggangu bila bekerja malam hingga dini hari, kebayang nanti jika ada acara pertunjukan yang menggunakan sound system dengan audio besar, apa tidak mengganggu?" tanya Sabri sengit.

Apalagi, di sekitar lokasi KWM ada langgar dan Mesjid yang hampir setiap malam melaksanakan kegiatan pengajian dan keagamaan lainnya.

"Apa Walikota dan pengelola sudah mempertimbangankan hal ini? Saya fikir sebagai warga ini penting kami ketahui untuk apa kawasan itu dibangun, jika hanya menguntungkan Pemko dan Pengelola saja dan merugikan warga sekitar," pungkasnya. 

Halaman:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev