Laporan: Ahmad Kusairi l Editor: DR MDQ
Warga 'Kampung Ketupat Sungai Baru, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, menduga pembangunan proyek Kawasan Wisata Mandiri (KWM) di wilayah mereka tak memiliki kajian dampak lingkungan.
Banjarmasin, Banuaterkini.com - Dugaan tersebut disampaikan salah seorang warga setempat, Sabriansyah, yang dijumpai jurnalis Banuaterkini.com, Rabu (23/11/2022).
Berbagai komentar miring warga tersebut muncul pasca robohnya salah satu bangunan yang ada KWM Kampung Ketupat Sungai Baru.
"Saya dan kebanyakan warga menduga pembangunan proyek kawasan wisata yang ada di jalur hijau ini, tak memiliki kajian atau analisis dampak lingkungan," kata Sabriansyah.
Seperti diberitakan, Kamis (17/11/2022) pekan tadi, salah ikon KWM yaitu sculpture ikon Ketupat yang baru selesai tiba-tiba roboh diterjang angin kencang.
Apa yang dikatakan Sabriansyah sejalan dengan tanggapan Pakar arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Dr Akbar Rahman, yang menyebut ada beberapa kesalahan dalam perencanaan desain bangunan yang roboh tersebut.
"Sangat mungkin saat menyusun perencanaan desain bangunan itu, arsitek kurang mempertimbangan risiko angin puting beliung di lintasan sepanjang Sungai Martapura, termasuk di lokasi bangunan," ujarnya dikutip Banuaterkini.com, Sabtu (19/11/2022).
Robohnya bangunan, kata Ketua Arsitek Peduli Banua ini, menunjukkan bahwa desain arsitektural itu tidak tanggap terhadap kondisi lingkungan. Tepian sungai memiliki resiko angin yang cukup tinggi, dan itu tidak diperhitungkan secara matang. Buktinya pernah terjadi hal serupa di struktur bangunan tenda menara pandang, imbuhnya.